Minggu, 28 Februari 2021

MENULIS PANTUN 1000 GURU ASEAN

 

MENULIS PANTUN 1000 GURU ASEAN

Oleh Mujiatun, S.Pd.

(SMPN 2 Banjit, Way Kanan, Lampung, NPA 0810100104)

(Tantangan Menulis Hari Ke-28: Minggu, 28 Februari 2021)


 


Dalam rangka memperingati Hari Guru Asean, Bang Asrizal Nur, pimpinan Perkumpulan Rumah Seni Asnur (PERRUAS) menyelenggarakan event “Menulis Pantun Nasihat 1000 Guru ASEAN”. Kegiatan ini diawali dengan pelatihan menulis pantun nasihat yang dibimbing langsung dalam WA grup.

Kegiatan ini diikuti oleh para guru dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunai Darussalam. Seluruh peserta berjumlah 1.250 orang, masing-masing peserta mencipta 10 pantun nasihat. Bimbingan dibagi menjadi beberapa  grup WA dan dilaksanakan 2 kali dalam seminggu selama kurang lebih 5 bulan.

Memang, menulis pantun itu tidak semudah menulis puisi bebas. Menulis pantun lebih sulit karena banyak aturan mengikat yang harus dipenuhi dalam penulisannya. Diantaranya harus terdiri dari 4 baris seuntai, 2 baris pertama berupa sampiran dan 2 baris terakhir berupa isi. Selain itu, harus bersajak AB, AB baik awal, tengah, maupun akhir. Bagian Sampiran harus logis dan mengisyaratkan bagian isi. Dan pantun ini harus berisi tentang nasihat seorang guru untuk siswanya.

Dengan alasan sulit dan rumit itulah, saya dan putra saya pun mengikuti pelatihan menulis pantun ini. Makin sulit dipelajari kami pun semakin semangat untuk mempelajarinya. Bagi kami, tak ada yang tak bisa dipelajari di muka bumi ini selagi kita memiliki kemauan untuk belajar.

Setelah mengikuti pelatihan seminggu 2 kali selama kurang lebih 5 bulan, akhirnya 10 pantun milik saya dan 10 pantun karya putra saya, Wiratama dinyatakan lulus dan layak untuk dipublish. Lega dan puas rasanya telah berhasil menciptakan sebuah karya tulis yang merupakan warisan budaya asli Nusantara. Meskipun harus berkali-kali menulis dan berkali-kali pula ditolak. Namun, pada akhirnya berhasil juga.

Ini merupakan kali pertama kami mengikuti event menulis di tingkat ASEAN. Bangga bercampur bahagia rasanya bisa berkarya bersama guru-guru hebat dari seluruh Indonesia dan negara-negara ASEAN. Lebih bahagia lagi, secara tidak langsung kami telah membawa nama sekolah, derah Way Kanan, dan Lampung di tingkat ASEAN. Peserta dari daerah Lampung hanya 7 orang. Satu orang dari Bandarlampung, 1 orang dari Kabupaten Tulangbawang, 1 orang dari Kabupaten Lampung Barat, dan 4 orang dari Kabupaten Way Kanan, termasuk kami berdua.

Pantun nasihat karya 1.250 guru ASEAN itu dibukukan dan diterbitkan oleh PERRUAS. Dalam waktu 3 bulan, buku ber-ISBN dan bertajuk “Kumpulan Pantun Nasihat 1000 Guru ASEAN” pun terbit. Buku tersebut setebal 1.360 halaman dengan desain sampul yang ekslusif dan hard cover. Buku yang baru diluncurkan pada tanggal 21 Februari 2020 ini merupakan buku pertama paling tebal yang pernah saya miliki. Dan merupakan buku elegan ketiga yang saya punya setelah buku “Antologi Pantun Mutiara Budaya Indonesia” dan buku “Pantun Nasihat Guru untuk Murid”.


 Buku “Kumpulan Pantun Nasihat 1000 Guru Asean” dan Sertifikat Menulis

Kami termotivasi mengikuti kegiatan belajar menulis pantun ini karena ingin ikut serta melestarikan khasanah sastra adiluhung bangsa Indonesia. Agar sastra lisan yang nyaris punah ini dapat tetap lestari keberadaannya hingga anak cucu di masa yang akan datang. Sebagaimana disampaikan oleh Bang Asnur, penggagas pelatihan belajar pantun. Bahwa kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya asli Nusantara agar pantun kembali digemari dan dijunjung tinggi sebagai jati diri bangsa.

Terlebih, pantun saat ini sudah ditetapkan sebagai salah satu WARISAN BUDAYA DUNIA TAKBENDA oleh UNISCO pada tanggal 17 Desember 2020 di Paris, Prancis. Penetapan tersebut berdasarkan penialian UNESCO bahwa pantun memiliki arti penting bagi masyarakat Melayu. Bukan hanya sebagai alat komunikasi soaial tetapi juga kaya akan nilai-nilai budaya dan agama yang menjadi panduan moral. Pesan yang terkandung dalam sebuah pantun umumnya menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antarmanusia.

Bila dunia saja mengakui dan mengagumi keajaiban karya sastra pantun, mengapa kita tidak turut berupaya untuk melestarikannya? Semoga buku kumpulan pantun nasihat ini akan bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi panduan bagi guru dalam menyampaikan pembelajaran pantun di sekolah. Karena, sejak dahulu pantun masuk pembelajaran sastra di sekolah baik dari tingkat SD sd SLTA materi pantun selalu ada dalam kurikulum.

Dengan upaya menulis dan dibukukan, maka pantun akan tercatat dan akan lebih mudah dipelajari oleh siswa dan masyarakat pada umumnya. Sebaab, jika masih dalam bentuk sastra lisan maka pantun akan punah begitu para penuturnya meninggal dunia. Semoga pantun tetap berjaya di Nusantara dan akan menjadi warisan budaya dunia sepanjang masa.

 


 

 

Salam Literasi,

Way Kanan, Lampung, 28 Februari 2021

Sabtu, 27 Februari 2021

KIAT MENJADI GURU BERPRESTASI MELALUI MENULIS

 

KIAT MENJADI GURU BERPRESTASI MELALUI MENULIS

Oleh Mujiatun, S.Pd.

(SMPN 2 Banjit, Way Kanan, Lampung, NPA 0810100104)

(Tantangan Menulis Hari Ke-27: Sabtu, 27 Februari 2021)

Pertemuan Ke-24 Bersama Bunda Umi Rosidah

 

Lagi-lagi renjana saya untuk menulis terpantik oleh narasumber yang hadir pada pertemua ke-24 di Pelatihan Belajar Menulis gelombang 17 ini. Omjay memang piawai dalam menghadirkan para narasumber yang mumpuni di bidang literasi. Itulah sebabnya saya selalu menanti pertemuan demi pertemuan selama ini. Alhamdulillah, tak satu pertemuan pun saya absensi (tidak hadir). Pokoknya, terasa rugi bila tak mengikuti walau hanya satu kali.

Itulah yang saya rasakan selama ini mengikuti pelatihan di bawah bimbingan Omjay dkk.,  di grup WA PGRI. Saya benar-benar merasa beruntung mendapatkan kesempatan emas bisa bergabung di grup ini. Banyak hal yang saya peroleh dari sini. Berjumpa dengan Omjay dan para moderator andal yang luar biasa. Memperoleh ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang sangat menginspirasi dari para narasumber hebat yang berprestasi dan berdedikasi tinggi di dunia pendidikan.

Selain itu, saya pun memperoleh sahabat, guru-guru hebat dari seluruh Indonesia yang memiliki semangat literasi luar biasa. Sehingga semangat litersi saya untuk terus menulis pun turut terpicu. Seperti pada Jumat malam, 26 Februari 2021 kemarin, Omjay menghadirkan seorang narasumber yang luar biasa menurut saya. Beliau adalah Ibu Umi Rosidah, M.Pd.I. didampingi oleh moderator andal, yakni Bapak Sucipto Ardi yang memimpin kegiatan hingga usai.

Malam itu, Ibu Umi Rosidah berbagi inspirasi dan berbagi trik/tips dalam menulis dan meraih prestasi. Materi tersebut beliau rangkum dalam tema “Menjadi Guru yang Senang Menulis dan Meneliti”. Tema itu sangat menarik buat saya sekaligus membuat saya merasa malu. Sebab, saya selama menjadi guru sudah hampir 24 tahun belum pernah menulis apalagi meneliti. Fakta ini benar-benar membuat saya sering malu sendiri. Padahal, sebagaimana paparan beliau bahwa guru mulia itu karena karya.


Menurut beliau, karya seorang guru itu bisa berupa karya tulis. Baik tulisan berdasarkan hal-hal yang disukai, pengalaman, atau berdasarkan hasil penelitian. Karya karya tersebut dihasilkan dari proses kreatif kegiatan guru dalam menulis. Yaitu kegiatan menulis untuk anak didik dan bukan untuk meraih juara. Sebab, bila motivasi menulis hanya ingin meraih juara, maka akan kecewa manakala kita tidak mampu meraihnya.

Ibu Umi pun menjelaskan motivasi beliau selalu menulis adalah hingga hari ini profesi penulis merupakan pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial. Selain itu, kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Oleh sebab itu, beliau tekun berkarya dan menulis.


Melalui karya-karya tulis, beliau berhasil meraih Juara INOBEL Tingkat Nasional tahun 2017, Juara Apresiasi Guru Inspiratif, Kemendikbud tahun 2020, dan mendapat kesempatan selama 21 hari short course di Jepang. Sungguh suatu anugerah yang luar biasa dikaruniakan oleh Allah kepada beliau melalui kegiatan menulis.

Oleh sebab itu, beliau menyatakan bahwa banyak orang yang ingin menjadi penulis, akan tetapi hanya sedikit yang berhasil mewujudkannya. Karena, dalam menulis itu banyak hal-hal yang dapat menjadi kendala. Berikut kendala dalam menulis menurut Bu Umi. Sering merasa tidak ada bakat, sulit memunculkan ide, tidak suka menulis, sulit menerima kritik, dan tidak ada waktu untuk menulis.

Namun demikian, Bu Umi memberikan solusi dalam menanggulangi kendala-kendala tersebut. Yaitu, bahwa menulis tidak hanya berasal dari bakat tetapi kemampuan menulis bisa diasah dengan ketekunan,  berlatih setiap hari, dan menjaga komitmen diri. Ide menulis bisa kita dapat dengan memperbanyak diskusi, kolaborasi, dan tentu saja meperbanyak membaca. Jika merasa tidak suka menulis, kita harus menemukan alasan yang kuat mengapa harus menulis. Sehingga mau tidak mau kita akan menulis. Kita juga harus terbuka dan menerima kritik dan saran yang membangun dari orang lain. Sehingga karya tulis kita semakin baik kualitasnya.

Selain itu, kita harus memiliki komitmen yang kuat dalam menulis. Sehingga kita akan selalu ada waktu untuk menulis. Sebagaimana penjelasan Bu Umi bahwa bukan orang yang punya banyak waktu luang yang dapat menyelesaiakn tulisannya. Akan tetapi, orang yang dapat meluangkan waktu untuk menulis di tengah kesibukannya.

Beliau juga memberikan 4 trik/tips agar menjadi penulis yang baik, yakni kita harus melakukan hal-hal berikut. Membaca, diskusi, lihat dan rasakan, dan sosialisasi. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut maka kita akan semakin kaya ilmu, pengetahuan, dan wawasan. Selain itu, perbendaharaan kata yang kita kuasai pun akan semakin bertambah. Sehingga semakin banyak pula hal-hal atau ide-ide yang dapat kita tuangkan dalam sebuah karya berbentuk tulisan.

Selain itu, kita pun harus melakukan sebuah penelitian sebagai sumber dalam menulis. Karena melalui sebuah penelitian yang kita lakukan, maka karya yang kita tulis akan semakin akurat. Bukan hanya kira-kira akan tetapi sesuatu yang disajikan dalam tulisan itu benar-benar terpercaya.

Demikian resume materi dari sosok guru yang berprestasi dan sangat menginspirasi jejak langkahnya di dunia pendidikan. Rasanya, ingin sekali mengikuti jejak beliau meskipun kini saya telah senja usia. Seperti kata beliau di akhir pertemuan, “Jika ingin mengenal dunia maka bacalah buku dan jika ingin dikenal dunia maka tulislah buku”. Karena itulah, saya mengikuti pelatihan menulis kali ini dan terus berlatih menulis setiap hari. Saya yakin, akan ada suatu keajaiban yang terjadi, sebagaimana yang dialami oleh para narasumber yang hadir selama ini. Aamiin.

 


 

 

Salam Literasi,

Way Kanan, Lampung, 27 Februari 2021

Jumat, 26 Februari 2021

MENGUKIR PRESTASI DI TENGAH PANDEMI

 

MENGUKIR PRESTASI DI TENGAH PANDEMI

Oleh Mujiatun, S.Pd.

(SMPN 2 Banjit, Way Kanan, Lampung, NPA 0810100104)

(Tantangan Menulis Hari Ke-26: Jumat, 26 Februari 2021)


 Piagam Penghargaan dari PGRI Provinsi Lampung

 

Allah benar-benar menganugerahkan rizeki yang luar biasa kepada kami di tengah pandemi ini. Selain kami sama-sama lulus di Pelatihan Pembelajaran Berbasis TIK di Level 4 dan menyandang predikat sebagai Sahabat Rumah Belajar (SRB) Provinsi Lampung, kami pun memperoleh kesempatan mengikuti Lomba Guru Nasional. Yaitu Gurulympic tingkat nasional tahun 2020.

Kali ini pun saya mengikuti lomba tersebut bersama putra sulung saya, M. Wiratama Albarizi, S.Pd. Ia pun seorang guru Bahasa Indonesia di tempat saya bertugas. Sehingga kami mudah bersinergi dalam berkarya dan mengikuti berbagai lomba.

Kegiatan lomba itu menorehkan kenangan yang sangat berkesan bagi kami. Karena, di saat mengikuti lomba tersebut kami sedang menjadi pemateri dalam kegiatan IHT, yaitu kegiatan Berbagi Inovasi Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran.

Kami secara bergantian memberikan materi IHT, dan di sela-sela itu pun secara bergantian kami mengikuti olympiade tersebut. Untung saja, waktu mengerjakan soal hanya berdurasi 40 menit dengan 40 soal. Alhamdulillah, sebelum 40 menit kami pun telah usai mengerjakannya.





 








 


E-Medali Perunggu Saya dan Putra Saya dari PB PGRI Pusat, Jakarta


Saat itu, saya sempat berpikir untuk menyerah. Karena situasi dan kondisi rasanya tidak memungkinkan buat kami mengerjakan soal. Tetapi, putra saya mensupport dan tetap akan mengikutinya. Akhirnya, kami pun memutuskan untuk ikut dengan keyakinan hati dan berusaha semaksimal mungkin.

Kami mengikuti 2 cabang Lomba, yaitu cabang Bahasa Sastra dan cabang IPS Budaya. Bersyukur, saat itu kami memperoleh jadwal tidak bersamaan. Ada tenggat waktu 1 jam setelah saya selesai. Sehingga secara bergantian kami tetap bisa memberikan materi pelatihan dan juga bisa mengikuti lomba.

Hasil lomba langsung diumumkan pukul 19.00 WIB hari itu juga. Alhamdulillah, kami berdua masih memperoleh medali perunggu atau juara 3 dengan perolehan nilai 88 dan 87 untuk cabang Lomba IPS dan Budaya. Untuk cabang Bahasa dan Sastra hanya putra saya yang memperoleh medali, yaitu perunggu dengan nilai 85. Sedangkan saya belum memperoleh apa-apa.


Apresiasi dari Bupati dan PGRI Way Kanan


Bahagia dan bangga rasanya dapat membawa nama sekolah dan daerah Way Kanan di tingkat nasional. Meskipun saat itui kami baru mampu mempersembahkan medali perunggu. Sebab kami pun tak menyangka masih bisa meraihnya. Mengingat saat itu mengikutinya kurangn fokus karena sambil memberikan materi dalam sebuah pelatihan.

Momen itu membuat kami semakin semangat untuk terus belajar dan belajar lagi. Berharap tahun yang akan datang bisa mengikuti kegiatan tersebut dengan lebih fokus sehingga dapat berhasil dengan lebih baik lagi.

Mampu meraih medali perunggu di tingkat nasional saja sudah membuat kami bahagia. Malah ditambah diberi apresiasi yang luar biasa dari Bupati Way Kanan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, PGRI, MKKS SMP, K3S SD Way Kanan, dan DPRD Provinsi Lampung,

Selain diberi hadiah piagam dan piala dari PGRI Pusat dan PGRI Provinsi Lampung, kami pun memperoleh bermacam-macam hadiah dari PGRI Kabupaten Way Kanan dan dari Pak Deni Ribowo, Anggota DPDR Provinsi Lampung.


 Apresiasi dari MKKS SMP, K3S SD Kabupaten Way Kanan


Sekali lagi, pandemi tak mengahalangi kami untuk mengukir prestasi. Sebab pandemi hanya dapat menghentikan langkah kami untuk keluar rumah. Akan tetapi tak mengahalangi kami untuk berprestasi. Sebab, berkarya dan berprestasi di masa pandemi ini cukup di ujung jari. Tak perlu kita kemana-mana pergi. Cukup di rumah dan tetap berprestasi.

 

 


 

Salam Literasi,

Way Kanan, Lampung, 26 Februari 2021

 

 

 

 

 

Kamis, 25 Februari 2021

SPIRIT GURU BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI DARI DAERAH 3T

 

SPIRIT GURU BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI DARI DAERAH 3T

Oleh Mujiatun, S.Pd.

(SMPN 2 Banjit, Way Kanan, Lampung, NPA 0810100104)

(Tantangan Menulis Hari Ke-25: Kamis, 25 Februari 2021)

 


 
Pertemuan Ke-23 Bersama Pak Khamdan Muhaimin

Untuk kesekian kalinya hati saya diselimuti rasa kagum dan terharu atas perjuangan para narasumber yang dihadirkan oleh Omjay. Perjuangan seorang pendidik yang luar biasa. Seorang pejuang sejati yang merupakan pelita dalam kegelapan dan embun penyejuk dalam kehausan. Merekalah para pahlawan tanpa tanda jasa.

Salah satu dari mereka hadir di kelas maya WA Grup Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 17. Beliau adalah Pak Khamdan Muhaimin, S.Pd., Gr. didampingi oleh moderator andal, yaitu Mr. Bams hingga akhir pertemuan ke-23.

Malam itu (Rabu, 24 Februari 2021), beliau menyajikan motivasi dengan tema “Menjadi Guru Berprestasi dan Berdedikasi di Daerah 3T”. Membaca temanya saja saya sudah terbayang dengan kondisi daerah itu. Suatu daerah yang terpencil, terisolir, dan tertinggal. Tentu segalanya sulit untuk dijangkau oleh warga di daerah itu.

Benar saja, paparan demi paparan pengalaman Pak Khamdan begitu jelas menggambarkan kondisi daerah tempat beliau bertugas. Berbekal tekat kuat dan ketulusan hati, beliau langkahkan kaki dari Jawa Tengah menuju daerah 3T nun jauh di ujung negeri. Beliau bertugas di SMPN 5 Sambi Rampas Kab. Manggarai Timur, Provinsi NTT.  

Kehadiran narasumber-narasumber hebat dan tangguh seperti Pak Khamdan ini benar-benar memicu semangat para peserta untuk turut berkarya. Malam itu saya merasa malu kepada kepada diri sendiri. Saya berada di daerah yang serba mudah dengan fasilitas pendidikan yang memadai belum pernah berprestasi atau pun berkarya.

Sementara beliau, bertugas di daerah tertinggal, terpencil, dan terisolir yang serba sulit segalanya tetapi masih sanggup berkarya. Bahkan berinovasi dan berprestasi hingga tingkat nasional.

 
Kondisi Jalan di Daerah Manggarai, NTT

Masya Allah, saya benar-benar kagum dan sangat terharu menyimak kisah beliau selama 6 tahun mengabdi di sana. Terlebih ketika mencermati beberapa foto kondisi daerah Pak Khamdan bertugas. Daerah pedalaman dengan akses jalan tanah setapak. Melalui tebing dan naik turun pegunungan dengan jurang-jurang di kiri kanannya.

Tidak ada listrik, sinyal sulit, dan air pun susah didapat. Untuk menuju ibukota kabupaten  membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam. Mata pencaharian warga setempat sebagai petani kopi yang hasil panenya hanya satu tahun satu kali. Kondisi ini benar-benar membuat warga jauh dari sentuhan teknologi.

Namun demikian, tak menyurutkan semangat Pak Khamdan dalam mengabdikan  diri di daerah tersebut. Justru, segala keterbatasan itu memicu kreativitas beliau untuk selalu berinovasi, berdedikasi, dan maraih prestasi.

Berikut beberapa prestasi yang pernah diraihnya. Finalis (10 besar ) Simposium GTK Dikdas Kemdikbud 2016. Peserta terbaik Diklat Prajabatan CPNS 2016.  Penghargaan sebagai pendidik di daerah 3T sejak 2011. Memperoleh beasiswa PPG  Kemdikbud 2013-2014. Penerima Apresiasi Guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional 2020 , Dirjen GTK. Kemdikbud RI.  Agen penguatan karakter, Puspeka, Kemdikbud 2021.

Pak Khamdan Muhaimin, Guru Inspiratif dan Berprestasi 2020

Seperti kata pepatah, “di mana bumi di pijak di situ langit dijunjung”, demikian pula yang dilakukan oleh Pak Khamdan. Meskipun pendatang tetapi beliau menghormati dan turut menjaga adat budaya setempat. Seperti adat budaya berikut:  Irong, yaitu tidak boleh berteriak, menyalakan api, ribut, selama 1-2 hari. Tujuanya adalah supaya hasil panen melimpah.  Acara mbaru dor, adalah masuk rumah baru mereka menggunakan berbagai acara adat. Kepok tuak , yaitu adat menyambut kedatangan tamu dengan berbicara adat menggunakan tuak, rokok dan ayam kampung. Sebagai ungkapan ketulusan warga setempat dalam menerima atau menyambut tamu. Makan padi baru, yaitu acara yang dilakukan setelah panen padi.

Bertugas di daerah 3T tentu beliau menghadapi banyak masalah. Bukan hanya masalah pendidikan tetapi juga masalah sehari-hari di masyarakat. Oleh sebab itu, Pak Khamdan selalu menuliskan masalah-masalah tersebut. Kemudian beliau cari solusi sebagai jalan keluarnya. Dengan harapan, tulisan tersebut dapat memotivasi guru-guru agar tetap semangat  berinovasi dan  menginspirasi walaupun di daerah 3T.

Beberapa solusi dari permasalahan yang beliau hadapi di daerah tersebut adalah dengan mendirikan rumah belajar sejak tahun 2016 sampai sekarang.  Sehingga anak-anak bisa belajar di rumah tersebut sepulang sekolah.

Rumah Belajar Milik Pak Khamdan Muhaimin

Rumah belajar tersebut menarik minat anak-anak karena Pak Khamdan menyajikan berbagai kegiatan dan fasilitas. Ada kegiatan les matematika, membaca buku, menggambar, mewarnai, bulu tangkis , bola voli, puzzle dll.

 


 Rumah Belajar Pak Muhaimin Dilengkapi dengan Laptop

Sedangkan malamnya pukul 19.30 WITA, anak-anak juga dapat belajar mengoperasikan laptop dan akses internet gratis di rumah belajar. Rumah belajar beliau pernah memperoleh kiriman buku dari  Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia

Selain itu, beliau juga menjadi relawan di daerah 3T dengan membuat proposal bantuan ke berbagi instansi bagi sekolah negeri maupun swasta. Yayasan, kampus, komunitas, media online, perpustaakan daerah, dan nasional.

Setelah berhasil, Pak Khamdan mewakili donator membagikan bantuan tersebut ke SD, SMP, dan SMA.  Yakni berupa flashdisk, vidio pembelajaran, program kirim budi,  seragam sekolah, buku bacaan, alat tulis, mukena, alquran, iqro, buku, karpet masjid, dll. Pak Khamdan juga mewakili donator dari Jawa membuat dua sumber mata air dan 4 bak penampung air untuk warga setempat.

Penampungan Air untuk Warga Setempat

"Teruslah mengabdi dimana pun Bapak/Ibu berada, ilmu yang kita berikan akan berdampak pada generasi berikutnya. Guru tidak hanya mengajar tetapi juga bisa berkontribusi bagi lingkungan sekitar yang membutuhkan.Teruslah menjadi teladan bagi anak didik, terus berkarya, berinovasi, dan menginspirasi. Selamat mengabdi, semoga sehat selalu dan berusaha memberi manfaat kepada orang lain. Karena, sebaik-baik orang adalah yang membawa manfaat bagi orang lain." 

Demikian Pak Khamdan Muhaimin mengakhiri paparan motivasi dan berbagi inspirasinya kepada kami. Semoga, kami pun dapat mengikuti jejak beliau dalam mengabdikan diri di dunia pendidikan. Sehingga kami pun mampu mendatangkan manfaat bagi orang lain, terutama bagi anak-anak didik. Aamiin.

 


 

 

Salam Literasi,

Way Kanan, Lampung, 25 Februari 2021

Rabu, 24 Februari 2021

ANUGERAH TERINDAH DI TENGAH PANDEMI

 

ANUGERAH TERINDAH DI TENGAH PANDEMI

Oleh Mujiatun, S.Pd.

(SMPN 2 Banjit, Way Kanan, Lampung, NPA 0810100104)

(Tantangan Menulis Hari Ke-24: Rabu, 24 Februari 2021)


 
Menjadi Sahabat Rumah Belajar (SRB) Lampung 2020 Bersama Putra Sulung

 

Hari itu, Senin, 14 September 2020.  Wiratama, putra pertama saya memberitahukan bahwa kami berdua lulus Bimtek Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) Level 3 dan masuk 30 besar di Level 4, yaitu Level BERBAGI. Bimtek tersebut diselenggarakan oleh Kemdikbud dan Pusdatin.

Meskipun pada tahun 2019 saya sudah pernah masuk di level ini tetapi tahun 2020 ini persaingan teramat ketat. Banyak peserta yang masih muda-muda dan sangat mumpuni dalam penguasaan TIK untuk pembelajaran.

Baik kemampuan mereka dalam pembuatan media pembelajaran berupa video maupun media pembelajaran interaktif (MPI). Begitu pun dengan Wiratama, putra saya itu. Ia baru dua tahun ini mengajar di sekolah yang sama di tempat saya bertugas, yaitu SMPN 2 Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Tak menyangka sama sekali bila kami bisa lulus hingga di level berbagi dan memperoleh predikat sebagai Sahabat Rumah Belajar (SRB) Provinsi Lampung tahun 2020. Bahagia tak terkira rasanya bisa kembali mengenakan ROMPI kehormatan dari Kemdikbud Pusdatin. Terlebih tahun ini dapat mengenakannya bersama putra saya.

Bagi kami ini merupakan anugerah terindah dari Allah SWT, terlebih di tengah pandemi ini. Tentu saja bukan suatu hal yang kebetulan. Oleh karena itu, wajib kami syukuri dengan cara terus berinovasi dan berbagi ilmu pengetahuan tentang pemenfaatan TIK yang diintegrasikan dengan Portal Rumah Belajar dalam kegiatan pembelajaran.


 
Selalu Bersinergi dengan Putra Tercinta dalam Berkarya

Dengan tujuan agar mutu pembelajaran semakin meningkat dan kegiatan pembelajaran semakin efektif, menarik, dan menyenangkan bagi peserta didik. Terlebih pembelajaran jarak jauh di masa krisis pandemi seperti saat ini.

Sehubungan dengan hal itu, maka kami melaksanakan kegiatan berbagi ilmu pengetahuan tersebut kepada rekan-rekan guru di daerah kami. Kami siap diundang kapan pun untuk berbagi ilmu pengetahuan kepada mereka.

Untuk itu, kami pun meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Way Kanan. Kemudian juga meminta dukungan dari PGRI Kabupaten Way Kanan. Agar kegiatan yang akan kami laksanakan secara tatap muka berjalan dengan lancar dan sukses.

Agenda kegiatan sosialisasi dan berbagi kami perioritaskan tatap muka karena di daerah kami jaringan internet kurang lancar. Kami membimbing rekan-rekan guru secara langsung. Sehingga dalam waktu bimbingan 2 sd 3 hari mereka langsung dapat menciptakan media pembelajaran inovatif. Yakni berupa video atau pun media pembelajaran interaktif.

Selain itu, kami pun memberikan bimbingan cara memanfaatkan fitur-fitur Portal Rumah Belajar dan cara mengimplementasikan model-model pembelajaran yang inovatif di masa pandemi ini.

Alhamdulillah, Kepala Dinas Pendidikan dan Ketua PGRI Kabupaten Way Kanan memberikan izin dan sangat mendukung kegiatan ini. Kami pun segera membuat agenda kegiatan untuk sosialisasi dan berbagi inovasi bagi guru-guru di daerah Way Kanan.

Untuk pertama kalinya, kami diundang oleh Kepala SDN 01 Umpu Kencana Kecamatan Blambangan Umpu. Rasa bahagia bercampur haru kami rasakan saat itu. Kami langsung menerima tawarn tersebut. Untuk pertama kalinya bagi saya menjadi pemateri dalam sebuah pelatihan di sekolah lain. Meskipun sudah 24 tahun menjadi seorang guru tetapi baru kali ini menjadi seorang narasumber.

Demikian juga dengan putra saya, Wiratama. Ia baru 2 tahun menjadi guru setelah tamat kuliah di STKIP PGRI Bandarlampung. Dan serta merta kali ini harus menjadi seorang narasumber di hadapan guru-guru senior, yang rata-rata usianya 2 kali lipat darinya.

Namun demikian, dia tak tampak canggung bahkan semakin percaya diri memberikan materi tutorial tentang cara memproduksi video pembelajaran. Ada rasa bangga tersendiri bagi saya melihat performa Wira saat itu. Walau masih sangat belia tetapi dia tidak canggung berbagi ilmu pengetahuan di hadapan guru-guru senior.

Pelatihan di SD tersebut berlangsung selama 2 hari. Hari pertama kami menyampaikan materi secara teori. Sedangkan di hari kedua kami membimbing langsung guru-guru untuk praktik memproduksi video pembelajaran. Yakni mulai praproduksi, proses produksi, dan proses pascaproduksi.

Kami bimbing guru-guru satu persatu, mulai dari syuting pengambilan gambar, rekam suara, sampai dengan proses editing, dan rendering. Alhamdulillah, guru-guru pun mengikuti pelatihan tersebut dengan antusias. Sehingga dalam waktu 2 hari pertemuan, mereka semua mampu menciptakan sebuah media pembelajaran inovatif berbasis TIK berupa video pembelajaran.

Kami bangga dan bahagia menyaksikan hasil karya guru-guru hebat SDN 01 Umpu Kencana yang dikirimkan di grup melalui link channel youtube masing-masing. Artinya, tak sia-sia waktu kami berbagi dan membimbing mereka selama 2 hari.

Selesai berbagi inovasi di SD tersebut, kami pun mendapat undangan ke SDN 01 Sriwijaya Kecamatan Baradatu. Syukur kami kepada Allah, atas rizeki yang mengalir saat itu. Sama seperti sebelumnya, Pak Ujang Rafani, kepala SD tersebut meminta kami mengisi materi dan membimbing guru-guru beliau selama 2 hari.

Kali ini, kami mengisi materi di tempat yang berbeda. Bukan di sekolah tetapi di sebuah hotel yang sangat nyaman. Tersanjung rasanya hati ini, berasa menjadi instruktul nasional. Kami disambut dan diperlakukan dengan sangat sopan dan penuh penghormatan. Kepala sekolah dan dewan guru sekolah ini sangat ramah dan penuh kekeluargaan. Sehingga kami merasa sangat nyaman 2 hari bersama mereka.

Seperti guru-guru SDN 01 Umpu Kencana, guru-guru SDN 01 Sriwijaya pun luar biasa dalam mengikuti pelatihan. Semua sangat antusias dan tidak ada yang enggan bertanya bila ada hal yang tidak dapat dipahami. Sehingga dalam waktu 2 hari juga mereka semua mampu menghasilkan sebuah karya berupa video pembelajaran.

Belum selesai pelatihan di SD ini, kami pun sudah mendapat undangan untuk berbagi di Yayasan Bhakti Kecamatan Baradatu. Sungguh, ini rezeki yang luar biasa bagi kami. ketua yayasan meminta kami membimbing guru-guru TK, SD, SMP, dan SMA sebanyak 35 peserta.

Sama seperti di sekolah-sekolah lain, di yayasan ini pun guru-gurunya begitu antusias mengikuti pelatihan sesi demi sesi. Hal ini memberikan energi tersendiri buat kami. Sehingga capek tak terasakan oleh kami meskipun selama 2 hari memberikan materi.

Kegiatan berbagi kami ini mulai dari awal Oktober sd tgl 31 Desember 2020. Ini tahun yang luar biasa bagi kami. Dalam waktu 2 bulan, mendapatkan undangan berbagi dan menjadi pemateri di 40 sekolah di Kabupaten Way Kanan. Sungguh pencapaian yang luar biasa bagi kami. Sehingga hampir setiap hari kami secara maraton menghadiri undangan dari sekolah ke sekolah tersebut.

Sekolah terakhir, yakni sekolah dalam urutan ke-44 yang mengundang kami adalah SMPN 5 Negeri Agung. Sekolah ini berada di ujung Kabupaten Way Kanan. Untuk mencapai sekolah ini, kami harus menempuh jarak selama 3 jam perjalanan dengan kendaraan roda 4.

Jalan menuju sekolah itu pun sangat ekstrim. Selama 3 jam kami melalui perkebunan sawit dan karet. Sepanjang jalan tidak melalui perkampungan sama sekali. Jalan tanah merah berbatu dengan lubang yang cukup dalam dan berlumpur. Untung, kami diberi tumpangan oleh Kepala SMPN 5 Negeri Agung yang sekaligus ketua MKKS Kabupaten Way Kanan. Beliau sudah terbiasa melalui jalanan penuh tantangan dan harapan itu.

Alhamdulillah, di tengah pandemi ini Allah memberikan anugerah yang luar biasa indah dalam hidup saya. Diberi kesempatan mencapai level nasional bersama putra saya. Memperoleh apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Way Kanan berupa selempang penobatan sebagai “Duta Rumah Belajar Kabupaten Way Kanan”. Masya Allah, terharu rasanya, apalagi Bapak Usman Karim (Kadis Dikbud) sendiri yang memakaikan selempang itu kepada kami. 

Apresiasi dari Bapak Usman Karim, Kadis Dikbud Kab. Way Kanan

Namun, yang lebih membahagiakan bagi kami adalah memperoleh kesempatan untuk berbagi inovasi kepada rekan-rekan guru di Kabupaten Way Kanan. Melihat mereka mampu memanfaatkan TIK dalam pembelajaran dan dapat menciptakan media pembelajaran yang inovatif, sungguh sesuatu yang tak ternilai harganya.

Semoga kisah kami ini dapat memotivasi dan menginspirasi pembaca untuk tetap berkarya di tengah pandemi. Pandemi jangan dijadikan pengahalang untuk meraih prestasi. Hal itu sudah kami buktikan sendiri. Tak dapat keluar rumah bukan berarti tak dapat berkarya. Pandemi hanya dapat mengurung diri kita di rumah tetapi tak dapat membelenggu jiwa kita untuk berkarya.

 

 


 

Salam Literasi,

Way Kanan, Lampung, 24 Februari 2021

 

LOKAKARYA ORIENTASI WAY KANAN BERJALAN LANCAR

  Minggu, 23 Oktober 2022 oleh  MUJIATUN S.Pd. CGP Angkatan 7 Kabupaten Way Kanan Tahun 2022 Kelas 10 B  Kegiatan Lokakarya Orientasi PG...