Cerpen: Mujiatun, S.Pd.
Sejak setahun yang lalu, pertama kali Pak Andy mengajar
di sekolah ini aku sudah terpesona dengan gaya dan sikapnya. Eit…tunggu dulu,
kalian jangan berpikiran aneh dulu ya? Aku bukan penyuka sesama jenis, oke?
Atau jeruk minum jeruk ya? Bukan hanya aku yang mengagumi Pak Andy tatapi
seluruh siswa di SMP ini menyukai beliau.
Terlebih lagi anak-anak perempuan, mereka berlomba-lomba
mencuri perhatian Pak Andy setiap kali ada kesempatan baik di kelas maupun di
luar kelas.
Wajar bila aku dan teman-temanku mengidolakan Pak Andy.
Wajah dan penampilannya 11-12 dengan artis trandy Iqbal Ramadhan, salah satu
personil CJR. Kalau boleh jujur, Pak Andi justru lebih ganteng dari pada Iqbal.
Ibarat sebuah produk, Iqbal Ramadhan menang karena merknya sudah terkenal.
Pak Andi pun memiliki suara yang gak kalah merdu dengan
suara Iqbal. Beliau pun pandai sekali bermain gitar. Hobby Pak Andy meng-cover
lagu-lagu yang lagi trand. Nah, dengan bermacam-macam kelebihannya itu wajarkan
bila aku mengagumi Pak Andy? Meskipun aku sendiri seorang anak laki-laki
seperti Pak Andy.
Sebenarnya, Pak Andy seorang Sarjana Pendidikan Bahasa
Indonesia. Namun, karena hobinya bermain musik dan bernyanyi, beliau dengan
senang hati menerima tawaran kepala sekolah untuk mengajar Seni Budaya.
Kebetulan mata pelajaran Seni Budaya masih kurang gurunya dan Bahasa Indonesia
sudah cukup.
Kehadiran Pak Andy di kelas setiap Hari Senin selalu
kami nanti. Dengan gitar kesayangannya beliau masuk kelas mengucapkan salam
disertai senyum khas yang menambah menawan parasnya. Serentak kami menyambut
kedatangan pak guru keren ini dengan salam dan senyum pula.
Inilah saat yang kunanti-nanti setiap kali Pak Andy
mengajar di kelasku pada jam pertama. Di sekolahku pada jam pertama setelah
berdoa wajib menyanyikan lagu nasional sebelum pembelajaran dimulai. Maka Pak
Andy sudah siap dengan permainan gitarnya yang merdu mengiringi lagu yang kami
nyanyikan bersama-sama dan beliau pun sambil ikut bernyanyi.
Suara dan permainan gitar Pak Andy benar-benar memukau
kami. Kadang-kadang kami pun minta bonus dengan meminta beliau untuk
menyanyikan lagu daerah Lampung dan kami pun mengikutinya.
Rasanya, sehari pun kalau guru Seni Budayanya seperti
itu asyik-asyik aja. Tetapi, Pak Andy sering mengingatkan dengan suara yang
sangat bijak sehingga kami mengerti.
“Anak-anak, kita hari ini akan membahas materi Bab 2 ya?
Yaitu tentang menggambar ornamen. Apakah kalian sudah siap?” Tanya Pak Andy
untuk memfokuskan perhatian kami.
“Baik, Pak siapp…!!!” Seperti dikomando kami menjawab
serentak.
“Baik. Silakan disiapkan buku gambar dan alat-alat
tulisnya ya? Termasuk pewarna yang akan kalian gunakan dalam menggambar nanti.
Selanjutnya, kalian cermati beberapa gambar ornamen yang Bapak tayangkan pada
layar.” Pak Andi menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran hari ini yang harus
kami lakukan.
Cara mengajar beliau berbeda dengan guru yang lain.
Beliau memiliki metode dan teknik yang unik dalam mengajar menurutku, sehingga
kami selalu bersemangat mengikuti
kegiatan pembelajaran. Setiap pertemuan selalu berbeda metode dan model
pembelajarannya.
Selain itu, Pak Andy selalu memanfaatkan media pembelajaran berbasis
TIK di dalam mengajar. Kadang-kadang berupa tayangan gambar, video-video
pembelajaran, atau edugame. Baik mengunduh dari Portal Rumah Belajar ataupun
karya beliau sendiri.
Pak Andy merupakan sosok guru muda yang kreatif,
inovatif, dan menyenangkan dalam mengajar. Ada saja cara beliau untuk membuat
kami senang dan aktif dalam mengikuti pembelajarannya. Pak Andy pun sangat
dekat dengan siswanya.
Beliau tidak menjaga jarak dengan kami, silakan bergaul
layaknya sahabat yang penting tetap menjaga nilai-nilai kesopanan dan
kesantunan. Bahkan kami sering diajak ke rumah beliau sekadar untuk minum teh
bersama sambil makan kacang goreng. Kadang-kadang kami pun diajak bernyanyi
bareng sambil duduk-duduk di pondokan belakang rumah beliau bila malam minggu.
Pokoknya, Pak Andy itu guru paling gaul dan kekinian
banget menurutku. Aku jadi ingin menjadi sosok pemuda seperti beliau. Udah
sholeh, ganteng, bersuara merdu, pandai bermain gitar tatapi tetap ramah dan
rendah hati.
Namun, sayang semua itu akan segera berlalu karena Pak Andy sebulan
lagi akan meninggalkan kami. Pengumuman tes CPNS nya sudah keluar dan Pak Andy
lulus. Mengetahui kabar tersebut kami turut bangga sekaligus bersedih karena SK
penempatan Pak Andy bukan di sekolah kami melainkan di sekolah lain. Itu
artinya, kami harus merelakan beliau meninggalkan kami.
“Anak-anak yang Bapak sayangi, dengan berat hati Bapak
harus meninggalkan kalian. Maafkan Bapak ya? Selama ini Bapak belum memberikan
sesuatu yang terbaik buat kalian. Bapak masih ingin bersama kalian mengajar di
sisni tetapi Tuhan berkehendak lain. Bapak mendapatkan tugas baru di sekolah
lain. Bapak selalu berdoa buat kalian semoga kalian selalu menjadi anak-anak
yang patuh kepada dewan guru dan selalu giat belajar untuk mewujudkan segala
impian kalian”. Demikian sambutan Pak Andy pada upacara pamitan di sekolah
sebelum meninggalkan sekolah kami.
Mataku sudah panas dan dadaku sesak sejak tadi menahan
air mata tetapi sebagai anak laki-laki aku malu meneteskan air mata di depan
orang banyak. Teman-teman perempuanku sudah terisak-isak dan sesenggukan sejak
tadi. Kepala sekolah dan beberapa guru pun tampak sedih mengikuti acara ini.
Mereka tampaknya menyayangkan bila harus melepaskan guru kreatif dan inovatif
seperti Pak Andy.
Sebelum acara salam-salaman, kepala sekolah dan dewan
guru serta seluruh siswa meminta agar Pak Andy menyanyikan sebuah lagu untuk
kami. Pak Andy pun tak keberatan dan siap melantunkan sebuah lagu untuk kami.
“Baik, bapak ibu guru dan anak-anak, lagu apa yang harus saya
nyanyikan?” Tanya Pak Andy.
“Kemarin Seventeen, Pak…!!! Teriak kami serentak
membahana di lapangan upacara.
“Oke. Tapi kalian tidak boleh baper, sedih, apalagi meneteskan air
mata. Kalian semua harus ikut bernyanyi, oke??” Pinta Pak Andy.
“Bapak minta bantu Yudiantara untuk duet bersama Bapak.
Bagaimana Yudi, siap?”
“Si…siap, Pak”, jawabku tergagap begitu mendengar namaku
disebut oleh Pak Andy. Aku pun bergegas maju mendekati Pak Andy sembari
membawakan gitar kesayangannya. Denting pertama dawai gitar Pak Andy membahana,
menyulap suasana menjadi hening sesaat dan disusul dengan tepuk tangan kami
yang riuh.
Suara merdu Pak Andy pun mengalun sendu mendendangkan
bait pertama lagu Seventeen yang booming saat ini. Kemudian aku menyambung di
bait kedua. Seterusnya, kami nyanyikan berdua pada bagian reff nya. Semua siswa
pun turut bernyanyi hingga lirik lagu usai.
“Maafkan saya ya, Pak bila selama ini banyak salah kepada Bapak.
Semoga Bapak sukses di sekolah tempat Bapak bertugas.” Kucium telapak tangan
Pak Andy.
“Iya, Yudi. Terima kasih ya doanya?” Jawab Pak Andy
sambil mengusap kepalaku. Rasanya ingin sekali aku memeluk beliau tetapi malu
dan takut nanti dikatakan lebay oleh teman-temanku. Aku urungkan keinginanku
itu.
Doaku selalu semoga Pak Andy yang baik dan ramah itu sehat dan
sukses dalam melaksanakan tugasnya di mana pun. Aku bahagia pernah memiliki
seorang guru seperti Pak Andy walaupun hanya setahun.
***Selesai***
Anak-anak HEBAT, bacalah cerpen di atas dengan cermat. Setelah itu, kerjakan tugas berikut.
1. Tulislah minimal 1 paragraf sinopsis (rangkuman cerita) dari cerpen di atas!
2. Tulislah siapakah tokoh utama dan bagaimana karakternya!
3. Tuliskan konflik (persoalan) apa yang dihadapi oleh tokoh utama dalam cerpen!
4. Bagaimanakah cara tokoh utama menyelesaikan masalah yang dihadapinya?
5. Tuliskan tanggapan kalian terhadap tema dan amanat cerpen di atas!