Selasa, 30 November 2021

MENGEKSPRESIKAN DIRI YANG BAIK DI MEDIA SOSIAL

 


Resume 12 GMLD: Mujiatun, S.Pd.
 


 

Bismillah, lafal ini selalu mengawali kegiatan apa pun yang saya lakukan. Tak terkecuali untuk mengikuti kegiatan pelatihan rutin Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) ini. Dengan lafal tersebut, saya berharap memeroleh manfaat dan kebarokahan ilmu dari Allah SWT melalui kegiatan ini.

Seperti biasa, dengan semangat yang masih menyala saya ikuti kegiatan luar biasa ini hingga usai. Alhamdulillah, walau sejak pagi beraktivitas di rumah dan di sekolah tetapi rasa lelah terabaikan dengan semangat belajar yang masih membara di dada. Entahlah, saya sering lupa usia jika sedang belajar. Rasa ingin tahu tentang sesuatu yang baru itu membuat saya selalu penasaran.

Terlebih pada pertemuan ke-12 ini narasumber yang hadir di grup adalah sosok yang sangat saya kagumi sejak setahun yang lalu. Beliau adalah Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.  yang sering saya sapa dengan Bunda Kanjeng.  Saya mengenal beliau pertama kali pada Pelatihan Belajar Menulis di Grup PGRI asuhan Omjay Gelombang 17.

Dari Bunda Kanjenglah saya termotivasi dan terinspirasi untuk mulai menulis dan berkarya meski telah senja usia. Karena beliau lebih sepuh dari saya tetapi masih giat dan produktif dalam berkarya. Bukan itu saja, beliau pun sangat piawai dalam beberapa hal di dunia literasi. Diantaranya, beliau sebagai kurator, editor, moderator, sekaligus motivator, dan juga inspirator di dunia literasi.

Selain itu, Bunda Kanjeng pun memiliki segudang prestasi dan karya. Buku solo sudah puluhan jumlahnya dan buku antologi bersama tak terhitung lagi banyaknya. Oleh sebab itulah, saya sangat mengagumi beliau dan ingin mengikuti jejaknya.

Pada pertemuan ke-12 tepatnya hari Jumat, 26 November 2021, Bunda Kanjeng mengangkat materi dengan judul "Mengekspresikan Diri yang Baik di Media Sosial". Materi ini sangat menarik dan menginspirasi saya untuk mengekspresikan diri dengan baik di dunia maya. Selain itu, materi ini pun sangat bermanfaat untuk panduan agar kita lebih bijak dan bertanggung jawab dalam bermedia sosial.

Sejak pandemi Covid-19, kita harus mampu beradaptasi dengan dunia digital. Karena komukasi dan interaksi lebih banyak kita lakukan di dunia maya dengan memanfaatkan berbagai perangkat digital. Bahkan belajar, mengajar, dan kerja pun kita lakukan secara digital. Oleh sebab itu, sudah selayaknya kita mampu mengekspresikan diri di dunia digital dengan lebih baik.

Terlebih kita sebagai seorang guru. Tentu harus menjadi contoh dan teladan bagi peserta didik dalam pemanfaatan media digital. Yakni, menjadi teladan dalam bermedia sosial secara bijak dan santun. Harus selektif dan waspada dalam menerima dan mencerna sebuah informasi dari dunia digital. Sehingga tidak menjadi sasaran atau korban hoaks yang marak beredar di media sosial saat ini.

Untuk menyikapi hal tersebut, Bunda Kanjeng memberikan tips menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab.

1. Tidak Asal Posting Konten. Sebaiknya kita hanya memosting hal-hal yang positif dan benar saja. Yakni, postingan yang bermanfaat, dapat memotivasi dan menginspirasi orang lain. Hindari memosting hal-hal yang dapat menimbulkan dampak negatif. Misalnya, postingan yang menyindir atau membuat orang lain tersinggung atau sakit hati.

2. Tidak Mencantumkan Informasi Pribadi. Hindari mencantumkan informasi pribadi pada media sosial. Hal ini dapat disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri. Oleh sebab itu, hal-hal yang bersifat pribadi tidak perlu dicantumkan di media digital.

3. Jaga Etika. Memang, media sosial memberikan kebebasan bagi para penggunanya. Akan tetapi,  kita harus tetap menjaga etika, sopan santun, dan selalu bersikap hormat kepada sesama pengguna media sosial. Sebaiknya, selalu menghindari kata-kata kasar atau yang mengandung unsur sara. Sehingga tidak menyebabkan salah paham atau menyinggung orang lain yang membaca.

4. Selalu Waspada dan Jangan Mudah Percaya. Banyaknya informasi yang membanjiri dunia digital saat ini, menuntut kita untuk selalu waspada. Jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya. Sebab, bisa jadi informasi tersebut bersifat hoaks atau sebuah upaya penipuan. Sehingga dapat merugikan diri kita dan orang lain.

5. Filter Akun-akun yang Dikuti. Terkadang seseorang melihat kehidupan orang lain di media sosial dan membandingkan dengan kehidupannya. Padahal, yang dilihat di media sosial itu belum tentu sama seperti dalam kehidupan nyata. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental kita. Oleh sebab itu, perlu pilih dan pilah akun-akun yang kita ikuti. Yakni, kita ikuti saja akun-akun yang positif, berbagi manfaat, memotivasi, dan menginspirasi.

 

Tips Bijak dan Aman dalam Bermedia Sosial

1. Menyeleksi Konten yang Akan Dibaca

Isi media sosial memang sangatlah beragam. Oleh sebab itu, kita harus pandai memilih dan memilah informasi yang bermanfaat untuk dikonsumsi. Kita hindari informasi-informasi yang kurang bermanfaat.  Sehingga kita akan selalu nyaman dan terhindar dari pikiran-pikiran negatif yang dapat menyebabkan stres.

2. Hanya Mengikuti Akun Teman Terdekat dan Terpercaya

Untuk menghindari hal-hal negatif yang tidak diinginkan, sebaiknya hanya mengikuti akun teman-teman yang  kita kenal. Teman-teman terdekat, yang kita paham tempat tinggalnya akan berpikir terlebih dahulu jika akan bertindak negatif. Oleh sebab itu, kita tidak perlu mengikuti akun orang-orang yang tidak dikenal. Supaya kita terhindar dari hoaks atau tindak penipuan di dunia digital.

Demikian resume dari materi yang telah dipaparkan oleh Bunda Kanjeng pada pertemuan ke-12 ini. Semoga bermanfaat bagi kita untuk lebih berhati-hati dan waspada di dunia maya. Faktanya, justru penipuan lebih marak dan lebih leluasa beredar di dunia digital. Karena lebih mudah bagi para oknum untuk melakukan aksinya. Oleh sebab itu, kita harus selalu waspada agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

 

Salam Literasi dari Way Kanan, Lampung

Senin, 29 November 2021

TRIK BERLITERASI DI MASA PANDEMI

 


LOMBA BLOG

Mujiatun, S.Pd.

(Guru SMPN 2 Banjit Kabupaten Way Kanan, Lampung)

 

Saya seorang guru Bahasa Indonesia di salah satu sekolah yang ada di ujung daerah Lampung. Tepatnya, saya bertugas di SMP Negeri 2 Banjit Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung. Daerah ini berbatasan langsung dengan daerah Martapura Provinsi Sumatera Selatan. Jarak dari ibukota provinsi, yakni Bandarlampung kurang lebih lima sampai dengan enam jam perjalanan dengan kendaraan roda empat.

Menjadi seorang guru memang cita-cita saya sejak kecil. Oleh sebab itu, saya berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya. Alhamdulillah, impian untuk menjadi seorang guru pun akhirnya dapat terwujud. Meskipun harus melalui proses yang sangat panjang dengan perjuangan dan air mata.

Hari ini, bertepatan dengan HUT ke-76 PGRI dan Hari Guru Nasional tahun 2021, sudah 23 tahun pengabdian saya sebagai seorang guru. Bersyukur dan bahagia tak terkira rasanya, di usia setengah abad ini Allah masih memberikan kesehatan kepada saya. Sehingga saya masih dapat kesempatan untuk tetap mengabdikan diri mendidik anak-anak bangsa sesuai dengan cita-cita.

Saya menyadari, tidak semua orang memperoleh anugerah keberuntungan dari Allah. Tidak semua orang dapat meraih apa yang diharapkannya. Dan tidak setiap orang pula mampu mewujudkan impiannya. Untuk itu, saya benar-benar merasa beruntung dan sangat bersyukur kepada Allah SWT karena pertolongan dan ridha-Nya harapan saya dapat terwujud.

Sebagai wujud rasa syukur itu, saya selalu berusaha mengajar dan mendidik anak-anak bangsa ini dengan hati. Yakni, mendidik anak-anak tersebut dengan penuh kasih sayang dan pengertian. Mendidik mereka pun dengan tulus dan hati senang. Dengan harapan, anak-anak didik pun akan tumbuh menjadi anak-anak cerdas yang menyenangkan hati. Baik menyenangkan hati guru maupun menyenangkan hati orang tua dan masyarakat.

Sudah 23 tahun saya mengajar di SMPN 2 Banjit Kabupaten Way Kanan ini. Yakni, sejak 1 Februari 1998 hingga sekarang. Layaknya guru-guru di sekolah lain di daerah ini, saya pun mengalami berbagai kendala dalam pembelajaran. Terutama dalam pembelajaran sastra di sekolah.

Berbagai cara sudah saya lakukan selama ini. Mulai dari pemilihan bahan atau materi pendukung dalam pembelajaran, metode, strategi, maupun media pembelajaran yang sesuai untuk peserta didik. Namun demikian, pembelajaran terasa berlangsung biasa-biasa saja. Kurang menarik dan kurang bermakna, bahkan kurang berkesan bagi peserta didik.

Hal tersebut sangat memengaruhi motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, terutama dalam pembelajaran sastra seperti cerita pendek, puisi, drama, dll. Meskipun selama ini peserta didik mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas yang saya berikan tetapi hasilnya kurang maksimal.

Mereka mengerjakan tugas-tugas baik membaca atau pun menulis karya sastra hanya sebatas memenuhi tugas untuk memperoleh nilai. Mereka sama sekali belum menikmati dan memperoleh makna dari pembelajaran dan penugasan yang saya berikan.

Terbukti, mereka tidak melakukan kegiatan membaca karya sastra apabila tidak ditugaskan. Demikian halnya dengan kegiatan menulis karya sastra, mereka pun tidak pernah menulis jika tidak ada tugas dari guru. Terkadang, mereka pun enggan melakukan kegiatan tersebut meskipun sudah ditugaskan.

Pembelajaran sastra yang saya lakukan selama ini adalah pembelajaran konvensional. Seperti halnya pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru lain di daerah Way Kanan. Yakni, menjelaskan materi dan langkah-langkah menulis karya sastra sesuai dengan materi yang diajarkan. Setelah peserta didik memahami materi, selanjutnya diadakan evaluasi sehubungan dengan materi tersebut secara tertulis.

Sebagai tindak lanjut, peserta didik saya beri tugas rumah untuk menulis cerpen atau puisi. Hasil pekerjaan peserta didik setelah dinilai saya pajang di mading sekolah. Selain itu, saya dokumentasikan dengan cara dijilid. Hasil jilid karya peserta didik baik berupa cerpen maupun puisi saya sumbangkan di perpustakaan sekolah.

Dengan demikian, hasil karya peserta didik tersebut dapat diapresiasi oleh peserta didik yang lain. Dan dapat pula dimanfaatkan oleh guru lain sebagai referensi atau pun bahan pembelajaran.

Namun, pembelajaran konvensional tersebut kurang maksimal hasilnya. Selain itu, juga kurang memotivasi peserta didik dalam berliterasi. Baik literasi membaca maupun literasi menulis. Karena semua kegiatan literasi tersebut dilakukan oleh peserta didik hanya untuk memenuhi tugas belajar semata. Bukan untuk mengasah dan meningkatkan kemampuannya di bidang literasi.

Oleh sebab itu, sejak dua tahun lalu tepatnya awal tahun 2020 saya melakukan inovasi dalam pembelajaran sastra di sekolah. Bekerja sama dengan kepala sekolah dan beberapa guru Bahasa Indonesia.

Kami bersepakat untuk membuat terobosan agar peserta didik termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dalam berliterasi. Yakni, dengan memanfaatkan blog pribadi milik saya untuk mengunggah dan memublikasikan hasil karya sastra peserta didik.

Selanjutnya, link tulisan di blog tersebut saya share di grup pembelajaran. Sehingga seluruh peserta didik di sekolah dapat mengapresiasi karya sastra tersebut. Mereka pun dapat memberikan komentar, saran, dan masukan. Sehingga mereka dapat saling memberikan apresiasi dan motivasi. Ternyata, peserta didik sangat tertarik dengan inovasi ini.

Alhamdulillah, usaha kami benar-benar membuahkan hasil yang luar biasa. Dengan trik tersebut, peserta didik semakin tertarik dan termotivasi untuk membaca sebuah karya sastra. Baik dalam melaksanakan tugas pembelajaran maupun untuk memanfaatkan waktu luang. Bahkan, peserta didik pun semakin bersemangat untuk selalu menulis apa pun tanpa diminta oleh guru.

Berbagai tulisan peserta didik di blog tersebut saya kumpulkan berdasarkan genrenya. Cerita pendek saya jadikan satu naskah buku dan puisi pun menjadi satu naskah buku. Setelah melalui proses swaedit dan revisi selama hampir dua bulan, naskah tersebut saya lengkapi dengan kata pengantar, sinopsis, daftar isi, dll. Naskah-naskah itu pun saya tawarkan di penerbit milik salah  satu grup belajar menulis yang selama ini saya ikuti.

Dengan niat lillahi taala untuk memotivasi dan menginspirasi peserta didik di sekolah, akhirnya naskah tersebut saya kirim ke percetakan. Dengan bantuan biaya dari sekolah, buku tersebut terbit pada bulan April 2020. Buku ber-ISBN karya perdana saya beserta 50 peserta didik SMPN 2 Banjit terbit dengan titel “Antologi Cerpen: Di Tepian Langit”.

Untuk pertama kalinya, saya dan anak-anak hebat SMPN 2 Banjit menorehkan sejarah di “dunia” literasi. Karya ini benar-benar membuat saya, para siswa, dan kepala sekolah menjadi bangga. Melalui karya ini pula, saya dan kepala sekolah beserta perwakilan anak-anak yang menulis buku tersebut diundang dan diberi penghargaan oleh Bupati Way Kanan, Bapak H. Raden Adipati Surya.

Hal ini benar-benar memantik semangat saya dan anak-anak SMPN 2 Banjit dalam berkarya dan berliterasi. Berbagi semangat literasi dan memotivasi peserta didik hebat di sekolah untuk selalu menulis. Saya pun akan selalu berupaya mengajak mereka agar selalu menulis dengan hati. Sehingga kegiatan menulis menjadi hobi yang tak akan pernah membebani.

Melalui trik pembelajaran ini peserta didik semakin tersulut semangatnya untuk terus menulis dan menulis. Mereka benar-benar bangga karyanya terangkai dalam sebuah buku ber-ISBN yang dapat diapresiasi oleh siapa pun. Baik di perpustakaan sekolah, di perpustakaan nasional, bahkan diapresiasi langsung oleh Bupati Way Kanan. Sungguh ini merupakan anugerah luar biasa dari Allah untuk saya, sekolah, dan para peserta didik yang telah ikut serta menulis.

Sejak saat itu, peserta didik SMPN 2 Banjit semakin bersemangat menulis karya sastra baik berupa cerpen maupun puisi. Bahkan, tanpa ditugaskan pun mereka mau menulis dengan keinginannya sendiri. Sehingga, saya dan guru-guru Bahasa Indonesia yang lain tak perlu menyuruh seperti selama ini. Sekarang justru berbalik, peserta didiklah yang mengajak saya dan para guru untuk menulis buku.

Saya pun selalu siap membimbing peserta didik SMPN 2 Banjit untuk menerbitkan sebuah buku. Karena melalui trik menarik inilah peserta didik benar-benar terpacu semangatnya untuk berliterasi. Sehingga di akhir tahun 2020, tepatnya pada bulan November buku ber-ISBN karya kedua saya bersama 50 peserta didik SMPN 2 Banjit pun terbit. Buku kedua tersebut merupakan antologi puisi lama, yakni pantun dengan tema kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan seorang ibu. Oleh sebab itu, buku tersebut saya beri judul “Telaga Kasih”.

Selanjutnya, semangat belajar dan berlitarasi ini pun tetap berkobar. Untuk menyambut HUT ke-76 PGRI dan HGN tahun 2021 ini anak-anak didik mengajak saya untuk menulis puisi dengan tema khusus guru. Dengan tujuan untuk dipersembahkan kepada para guru tercinta SMPN 2 Banjit. Saya pun dengan semangat dan senang hati membimbing mereka untuk menulis puisi dan membantu swaedit hingga naskah layak terbit.

Setelah melalui proses edit dan revisi selama tiga minggu, akhirnya buku antologi puisi persembahan khusus peserta didik SMPN 2 Banjit untuk guru-guru tercinta pun terbit. Buku itu saya beri judul “MAWAR MERAH UNTUK GURUKU”. Sesuai dengan judulnya, buku ini berisi 76 puisi tentang curahan hati anak-anak didik saya. Ungkapan kekaguman, rasa cinta dan sayang, terima kasih, permohonan maaf, dan untaian doa tulus anak-anak HEBAT SMPN 2 Banjit kepada guru-gurunya.

Walhasil, tepat tanggal 25 November 2021 buku itu pun terbit. Buku tersebut menjadi persembahan khusus dari peserta didik untuk guru-guru HEBAT SMPN 2 Banjit di Hari Guru Nasional tahun 2021. Bahagia tak terkira rasanya, untuk ketiga kalinya saya dapat membimbing anak-anak didik mengukir sebuah karya antologi puisi melalui buku ber-ISBN.  Dan untuk ketiga kalinya pula anak-anak HEBAT SMPN 2 Banjit mengukir prestasi di DUNIA LITERASI.

Walau dalam krisis pandemi dan dalam keterbatasan dana tetapi anak-anak SMPN 2 Banjit tetap bersemangat. Baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maupun dalam  berkarya. Tidak bisa ke sekolah bukan berarti tidak bisa berkarya. Banyak hal yang bisa dilakukan dari rumah, selagi mau belajar dan berusaha.

Semoga langkah kecil ini menjadi awal yang baik bagi saya untuk menumbuhkan jiwa literasi bagi anak-anak hebat SMPN 2 Banjit Kabupaten Way Kanan, Lampung. Dan semoga guru-guru pun akan tergugah hati oleh langkah para penulis cilik ini. Bila peserta didik saja mampu menulis dan menerbitkan sebuah buku ber-ISBN, tentu saja para guru pun mampu. Aamiin.

 

Salam Literasi dari Way Kanan, Lampung

 

 

KETERAMPILAN DIGITAL UNTUK MASA DEPAN YANG CERAH

 


Resume Ke-11 GMLD: Mujiatun, S.Pd.



 

Alhamdulillah, hari ini saya masih diberi kesehatan dan kesempatan oleh Allah SWT untuk mengikuti pelatihan di Grup WA GMLD 3. Bahagia rasanya dapat kembali belajar dan menimba ilmu pengetahuan tentang dunia digital bersama guru-guru dari seluruh Indonesia. Saya pun merasa sangat beruntung karena dalam pelatihan ini selalu dihadiri oleh para narasumber yang luar biasa. Baik dalam berkarya maupun dalam berprestasi.

Oleh sebab itu, sayang sekali jika sampai melewatkan kesempatan untuk mengikuti tiap-tiap pertemuan yang sudah terjadwal. Alhamdulillah, hingga pertemuan ke-11 ini saya masih dapat mengikutinya dengan semangat. Berharap masih tetap sehat dan semangat pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Narasumber hebat yang hadir pada hari Rabu, 24 November 2021 ini adalah Bapak Deni Darmawan. Beliau mengangkat judul materi yang sangat menarik bagi saya, yaitu “Keterampilan Digital untuk Masa Depan yang Cerah”. Membaca judul ini membuat semangat saya bangkit dan enggan untuk beranjak dari grup tersebut hingga usai.

Sebelum narasumber memaparkan materi, moderator memberikan CV tentang Pak Deni terlebih dahulu kepada para peserta. Sehingga saya dan peserta lainnya mengenal lebih jauh siapa narasumber hebat yang hadir pada hari ini. Melalui CV itulah saya mengetahui bahwa Pak Deni merupakan narasumber yang luar biasa. Baik prestasi yang telah diraihnya maupun karya-karya yang telah dihasilkannya. Hal ini tentu saja sangat memotivasi dan menginspirasi saya untuk lebih giat dalam berkarya. Dengan karya, seorang guru akan semakin mulia. Sebab guru mulia karena karya dan bukan karena SK atau harta yang dimilikinya.

Beliau mengawali materi dengan menyajikan video yang sangat menarik. Yaitu video berjudul “Ready Player One” yang berlatar di dunia nyata dan realitas virtual pada era 2045. Film karya Steven Spielberg ini mengisahkan tentang era masa depan.

Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantoro menyatakan bahwa guru itu digugu dan ditiru. “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani” yang artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun kemauan, di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian. Sebagai seorang pendidik, kita harus memegang teguh semboyan tersebut. Sehingga kita selalu menjadi teladan, selalu mau belajar, dan selalu memotivasi peserta didiknya.

Sebagai seorang Guru Motivator Literasi Digital (GMLD), kita harus bertransformasi menjadi guru abad 21. Yakni, menjadi guru yang multitasking. Guru yang mempunyai keterampilan digital. Seperti pernyataan Bapak Munif Chatib, bahwa guru harus bermigrasi agar bisa akrab dan menggunakan teknologi untuk aktivitasnya.  

Selain itu, Pak Deni menegaskan bahwa di era digital ini kita harus banyak membaca. Karena membaca merupakan salah satu keterampilan. Oleh sebab itu, membaca pun harus sering dilatih dengan cara sering membaca pula. Sehingga kemampuan membaca akan meningkat. Karena kemampuan membaca cepat sangatlah kita perlukan di era informasi ini.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pun mengatakan bahwa langkah transformasi digital dalam menghadapi era ini salah satunya yaitu SDM yang memiliki keterampilan digital. Keterampilan digital tersebut meliputi Keterampilan 4C yakni: Creativity and Inovation, Critical Thingking, Communication, and Collaboration.

   1. Kreatif dan Inovatif. Sebagai seorang guru kita harus kreatif dan inovatif dalam upaya meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran. Sehingga kita akan selalu  menggali ide, mencari ide, dan membuat ide tersebut menjadi sesuatu yang luar biasa. Yakni, sesuatu yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang banyak.  

   2. Kritikal Thinking. Maksudnya yaitu cara berfikir dalam memanfaatkan teknologi digital dengan baik dan maksimal. Selain itu, juga kemampuan menerima informasi sehingga kita tidak mudah termakan berita hoax. Keterampilan ini mengantarkan kita untuk dapat berfikir logis, sistematis, dan mampu mencari solusi yang tepat dalam menghadapi suatu permasalahan.  

    3. Collaboration. Sebagai makhluk sosial terlebih di era digital ini kita dituntut mampu bekerja sama dengan baik dengan orang lain. Sebagai seorang guru, kita harus mampu bekerja sama dengan guru-guru lain secara baik untuk mewujudkan harapan dan tujuan bersama. Kita tidak akan mampu maraih harapan bersama hanya dengan bekerja secara individu.

  4. Communication. Sebagai seorang guru di abad 21 ini dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Yakni, harus terampil menggunakan teknologi informasi dan komunikasi  dalam menyampaikan sebuah identitas diri dan karya-karyanya. 

 

Demikian resume dari materi yang telah dipaparkan oleh Pak Deni pada pertemuan ke-11 ini. Semoga resume materi ini bermanfaat untuk kita. Sehingga kita semakin cerdas dan bijak dalam memanfaatkan media digital. Khususnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi anak-anak didik kita di sekolah.

 

Salam Literasi dari Way Kanan, Lampung

 

Minggu, 28 November 2021

ANAK MUDA BERANI BIKIN PERUBAHAN DI DUNIA DIGITAL

 

     

Resume Ke-10 GMLD: Mujiatun, S.Pd.

 




Membaca judul flayer kegiatan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) 2021 pertemuan ke-10 ini memantik kembali semangat saya untuk mengikutinya hingga usai. Sungguh, judul materi kali ini sangatlah menarik bagi saya. Sehingga saya merasa tetap muda dalam belajar meski kini usia telah senja.

Ibu Rosminiyati, narasumber pada pertemuan ke-10 ini sangatlah piawai dalam memilih judul materi. Yakni, “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital” yang beliau sampaikan pada hari Senin, 22 November 2021. 

Sebelum Bu Ros memaparkan materinya, beliau berbagi pengalaman suksesnya yang sangat memotivasi dan mengispirasi para peserta. Diantaranya, pengalaman menjadi juara dalam lomba blog hingga keberhasilan beliau dalam menulis dan menerbitkan sebuah buku solo.

Melalui pengalaman beliau ini, membuat saya semakin mengerti makna dari kerja keras, perjuangan, ketangguhan, kolaborasi, keikhlasaan, saling menghargai, dan keuletan dalam meraih suatu kesuksesan. Tiada usaha yang akan sia-sia dan tiada keberhasilan yang diraih dengan cuma-cuma. Semua perlu kegigihan dan usaha yang maksimal. Sehingga harapan pun akan dapat kita raih dengan maksimal pula.

Berikut beberapa pokok pembahasan materi yang dipaparkan oleh Bu Ros hari ini.

1.   Berani

     Berdasarkan KBBI V online, kata berani diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut). 


  2.   Perubahan

Kata perubahan artinya adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

3.   Alasan Perlunya Melakukan Perubahan di Dunia Digital 

   a.   Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi juga terjadi pada bidang pendidikan. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, sebagai guru kita harus mengikuti perubahan tersebut. Salah satu contoh, data GTK dan peserta didik saat ini harus diisi secara online. Oleh sebab itu, para guru dituntut untuk bisa mengisi data tersebut secara mandiri.

b.    Menyalurkan hobi. Melakukan perubahan di dunia digital pun merupakan salah satu cara untuk menyalurkan  hobi kita. Berbagai hobi positif dapat kita share di berbagai platform digital.  

c.  Tambahan penghasilan. Pada zaman serba digital ini, sudah banyak orang sukses memperoleh penghasilan tambahan melalui dunia digital. Yakni dengan cara memanfaatkan media digital untuk bisnis secara online dan lain-lain.

d.   Berbagi Manfaat, Motivasi, dan Inspirasi. Salah satu manfaat dan fungsi yang sangat penting dari pemanfaatan media digital adalah untuk berbagi manfaat, motivasi, dan inspirasi. Hal itu dapat kita lakukan dengan share artikel di blog, FB, IG, twitter, dll. Atau berbagi tutorial, pengetahuan, tips dan trik melalui video di channel youtube.

  

4.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital 

    a. Tekad/Semangat. Seseorang berusaha belajar kapan pun, di mana pun, dan dengan siapa pun karena ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital. Tanpa hal tersebut maka seseorang akan merasa enggan. 

   b. Lingkungan. Perubahan di dunia digital sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana kita berada. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, kita pun akan ikut arus tersebut. Demikian pula sebaliknya. 

   c. Sarana/Prasarana. Perubahan di dunia digital memerlukan berbagai sarana dan prasarana sebagai pendukung. Yakni: gawai, laptop, PC, kuota, internet, jaringan, listrik, dan lain-lain.  Jika hal tersebut kurang mendukung, tentu kita akan sulit melakukan sebuah perubahan di dunia digital. 

   d. Kesempatan.  Banyak orang ingin melakukan perubahan di dunia digital. Namun, keinginan tersebut tertunda karena tidak adanya kesempatan.

  e. Dukungan. Untuk melakukan sebuah perubahan di dunia digital, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar. Baik dukungan fisik, mental, maupun finansial.

 

Di grup GMLD ini semua adalah seorang motivator. Yakni, orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. (KBBI V online). 

Dalam hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (siswa dan anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital. Yakni, untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah. Tentu saja kita sudah harus lebih dulu menggerakkan diri sendiri untuk berubah.

Kita adalah seorang guru dan orang tua yang menjadi panutan bagi siswa dan anak-anak di rumah. Sudah selayaknya kita memberikan teladan kepada anak-anak dan siswa. Bukan sekadar menyuruh atau memerintah tanpa melakukan perubahan terlebih dahulu.

 5.   Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:

Berikut beberapa bentuk perubahan di dunia digital menurut penjelasan Bu Ros. Dari tidak bisa menjadi bisa, tidak berani menjadi berani, sudah bisa menjadi terampil, dan sudah banyak menjadi berkualitas. Selain itu, semula sendiri menjadi berkolaborasi, dari biasa menjadi istimewa, semula tidak berguna menjadi bermanfaat, semula hanya untuk diri sendiri menjadi motivasi dan inspirasi, dll.

Kita tidak perlu merasa takut atau kurang percaya diri dalam melakukan perubahan di dunia digital. Meskipun hal tersebut sangat sulit dihindari dan selalu mewarnai perasaan kita disaat akan melakukan sebuah perubahan. Memang tidak mudah untuk itu, perlu mental yang kuat dan semangat yang luar biasa. Terlebih bila melihat karya orang lain jauh lebih bagus dan berkualitas di dunia digital.

Orang-orang hebat yang sukses di dunia digital itu pun bermula seperti kita. Namun, karena kegigihan dan keseriusan mereka dalam berkarya, maka mereka pun berjaya. Semua kesuksesan perlu usaha dan harus melalui sebuah proses. Tak ada kesuksesan yang dapat diraih hanya dengan bermimpi. Namun, harus bangkit dan bergerak untuk mewujudkan mimpi tersebut menjadi sebuah kenyataan. Yakni, kenyataan yang sesuai dengan harapan.

6.        Hal-hal yang Bisa Dilakukan dalam Gerakan Perubahan

      a. Mengubah mindset (pola pikir). Sebuah keberhasilan dalam perubahan akan terwujud

          bila diawali dengan pola pikir yang positif.  

      b. Meluruskan niat. Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan siswa dan anak-anak kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada jalan kemudahan. 

    c. Berani keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri. Tiada perjuangan tanpa pengorbanan, begitu pepatah mengatakan.

    d. Bergabung dalam komunitas. Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar.  Contohnya Grup Belajar Menulis PGRI dan Grup Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) asuhan Omjay ini.

    e. Membangun kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.

      f. Memulai. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Oleh sebab itu, mari kita mulai selagi bisa. Kapan lagi jika tidak sekarang dan siapa lagi kalau bukan kita?

Untuk jenis platform digital, cukuplah kita fokus pada yang kita sukai dan pahami. Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar yang lain. Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada anak. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat. Yakni dengan cara berikut ini. 

1.     Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Siswa jumlahnya banyak, tentu saja kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi yang baik di antara pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.

2.   Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Hal ini sangat penting untuk kita lakukan. Agar siswa memahami bagaimana cara memanfaatkan platform digital untuk pembelajran.

3.  Memfasilitasi siswa untuk melakukan hal-hal positif di dunia digital. Kita bisa mengarahkan anak-anak untuk mengakses video pembelajaran di channel youtube atau memberikan link materi pembelajaran di blog.

4.     Memotivasi siswa. Kita dapat memotivasi siswa dengan cara mengadakan perlombaan dan memberikan hadiah. Mengajak anak-anak untuk berkarya dan menerbitakan buku bersama.

Demikian resume dari materi yang telah dipaparkan oleh Ibu Rosminiyati secara rinci dan sangat jelas. Sehingga saya dapat memahami dan semakin sadar diri untuk segera bergerak dan melakukan perubahan diri di dunia digital. Dengan harapan, anak-anak dan siswa saya pun kelak akan melakukan pertubahan positif pula di dunia digital. Sehingga dunia digital benar-benar dapat kita manfaatkan untuk hal-hal positif yang berguna untuk meningkatkan kebaikan hidup dan kehidupan. Aamiin.

 

Salam Literasi dari Way Kanan, Lampung

Jumat, 26 November 2021

CARA AMPUH MEMAKSIMALKAN POTENSI DI DIGITAL WORD

 


Resume ke-9 GMLD: Mujiatun, S.Pd.

 



Dunia digital saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sebagai kaum milenial. Tak dapat dipungkiri, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi kita selalu mengakses media digital. Baik untuk keperluan memperoleh informasi di bidang ekonomi, pendidikan, bisnis, dan lain-lain. Bahkan, di masa pandemi ini kita dituntut bekerja dan sekolah di dunia digital.

Oleh sebab itu, Ibu Helwiyah mengangkat tema tentang “Cara Ampuh Memaksimalkan Potensi di Digital Word” pada pertemuan ke-9. Yaitu dalam kegiatan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) pada hari Jumat, 19 November 2021. Dengan semangat, saya mengikuti paparan materi yang sangat menarik dari Bu Helwiyah hingga usai.

Pada pertemuan ini, Bu Helwiyah memaparkan beberapa hal penting sehubungan dengan cara memaksimalkan potensi di dunia digital. Sehingga kita, sebagai masyarakat digital dapat memanfaatkan media digital secara bijak dan maksimal untuk hal-hal yang positif. Yakni, untuk berbagi manfaat, motivasi, dan inspirasi bagi orang lain.

1.      Pengertian Literasi

Berdasarkan KBBI, literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Literasi digital adalah pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. (kompas.com). Sebagai seorang guru, kita harus mampu memanfaatkan media digital dengan baik. Karena saat ini, kegiatan belajar banyak menggunakan media digital.

Berdasarkan hasil penelitian, Indonesia berada di tingkat paling rendah dalam minat baca dan menulis. Oleh karena itu, pemerintah menggerakkan para guru di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kemampuan  dalam literasi baik untuk guru maupun siswa dengan memanfaatkan media digital. 

 2.      Pengertian Dunia Digital 

Dunia digital adalah ketersediaan dan penggunaan alat digital untuk berkomunikasi di internet, perangkat pintar, dan teknologi lain. Digital world yaitu wahana yang memungkinkan pengunjung dapat bermain sambil belajar. Selain itu, juga menyajikan alat peraga interaktif mengenai teknologi berbasis digital. Seperti Rumah Belajar yang disediakan oleh Kemdikbud.

 3.      Pengertian Potensi

Berdasarkan KBB, potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan: kekuatan, kesanggupan, daya. Semua orang memiliki potensi. Tergantung pada masing-masing diri, ada keinginan untuk mengembangkan atau tidak.

 4.      Potensi di Digital World

Saat ini banyak orang berbisnis atau berdagang melalui media online seperti market place, media sosial, email, dan chat application. Di masa pandemi ini media digital paling banyak digunakan untuk PJJ atau BDR (learn from home).

Media yang digunakan antara lain : google meet, zoom meet, google class room, Cisco webex, Whatsapp, dan Youtube. Untuk menggunakan media digital tersebut kita membutuhkan syarat berikut. Membutuhkan device tambahan (HP, Laptop, tablet), kuota internet dan listrik, digital skill, pelengkap tools.

 5.      Tujuh Cara Ampuh Memaksimalkan Potensi di Digital World

       a.       Mindset/Pola Pikir

Dalam hal ini kita harus memulai dari hal kecil, segera mulai, tidak perlu bersaing, tidak perlu menyenangkan orang lain, niat sedekah ilmu, dan investasi untuk diri sendiri.

b.      Target Market/ Follower

Untuk target market kita tentukan berdasarkan: jenis kelamin, problem, harapan, lokasi, dan usia.

 c.       Menghargai Karya Orang Lain dan Membuat Merk/Ciri Khas Sendiri (Brand)

Hal ini penting untuk kita lakukan karena menghargai karya orang lain itu tidak lebih mudah dari berkarya itu sendiri. Selain itu, kita pun harus membuat branding sendiri. Sehingga karya kita memiliki ciri khas dan berbeda dengan karya orang lain.

 d.      Hindari Menyebarkan Hoax

Tindakan menyebarkan hoax ini benar-benar harus kita hindari. Karena tindakan ini dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

 e.       Posting Konten 

Kita harus konsiten posting konten dengan cara posting sehari sekali, membangun interaksi, dan menggunakan fitur live.

 f.        Terus Update Skill

Untuk mengasah potensi di dunia digital, kita harus mengupdate kemampuan di bidang: online advertising, desain, video maker, dan copy writer.

 g.       Konsisten di Dunia Digital

Bagian ini merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar kita tetap eksis di dunia digital. Meskipun untuk tetap konsisten itu sangat sulit dilakukan karena menuntut konsistensi diri.

Sehubungan dengan hal itu, Ibu Helwiyah memberikan beberapa tips sebelum mengakhiri paparan materinya. Tips untuk tetap konsisten berkarya di dunia digital dapat kita lakukan dengan cara berikut. Melihat kembali niat kita mengapa potensi itu perlu dikembangkan. Sehingga hal itu akan memperkuat komitmen.

Selain itu, kita harus rutin berkarya walapun sedikit-sedikit tetapi konsisten. Seperti ketika menulis di blog, tidak bisa panjang menulislah sedikit uraian, bisa juga menulis kutipan menginspirasi atau lainya. Mengatur management waktu dengan baik, dan menjadikan kegiatan berkarya di dunia digital sebagai  sesuatu yang menyenangkan.

Demikian resume materi pada pertemuan ke-9 GMLD 2021 yang disampaikan oleh Ibu Helwiyah. Semoga bermanfaat untuk kita dan dapat memotivasi diri dalam memaksimalkan potensi terutama di dunia digital. Sehingga dunia digital benar-benar dapat membawa manfaat dan keberkahan dalam kehidupan kita.

 

Salam Literasi dari Way Kanan, Lampung

LOKAKARYA ORIENTASI WAY KANAN BERJALAN LANCAR

  Minggu, 23 Oktober 2022 oleh  MUJIATUN S.Pd. CGP Angkatan 7 Kabupaten Way Kanan Tahun 2022 Kelas 10 B  Kegiatan Lokakarya Orientasi PG...