DARING, OH, DARING
Oleh
Mujiatun, S.Pd.
(SMPN
2 Banjit, Way Kanan, Lampung, NPA 0810100104)
(Tantangan Menulis Hari Ke-19: Jumat, 19 Februari 2021)
Layaknya
minum air lautan, semakin diminum semakin terasa hausnya. Demikian halnya yang
saya alami saat ini. Semakin banyak belajar tentang ilmu menulis, semakin banyak pula terasa kekurangan saya. Dan
semakin menyadari bahwa kemampuan menulis saya masih sangat jauh tertinggal dan
belum ada apa-apanya di dunia menulis.
Oleh
sebeb itu, saya berusaha terus mengasah kemampuan menulis untuk mengejar ketertinggalan
itu. Dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan baik daring maupun luring.
Selain
itu, saya pun mengikuti event-event lomba menulis dan ikut menulis bersama
penulis-penulis dari seluruh Indonesia. Baik berupa buku antologi cerpen,
puisi, atau pun artikel.
Salah
satu event menulis bareng yang saya ikuti yaitu menulis buku antologi cerpen
berjudul “Daring, Oh, Daring”. Buku ini merupakan karya saya bersama 38
penulis dari berbagai daerah di Indonesia. Sesuai dengan judulnya, buku
tersebut berisi 15 cerpen tentang pengalaman para guru dan dosen dalam
melaksanakan pembelajaran secara daring selama pandemi Covid-19.
Buku
yang dikurasi oleh Mbak Anna Ihwana ini memiliki kesan tersendiri bagi saya. Selain
proses kreatif menulisnya membuatku terharu isinya pun mengangkat kisah nyata
dari para penulisnya. Yakni ungkapan beragam suka duka yang dialami oleh para penulis
dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dikemas apik dalam sebuah cerpen.
Cerpen
karya saya di buku itu diilhami oleh pengalaman pembelajaran yang benar-benar
saya alami selama pandemi Covid-19. Yang saya ramu dengan bahasa sederhana dan
mengalir alurnya agar ceritanya mudah dipahami oleh para pembaca.
Hal
lain yang menarik dari buku itu adalah proses menulis dan kurasinya dibimbing
oleh Mbak Nana dan Mbak Duta yang sangat sabar. Sehingga saya yang sudah senja
usia ini dapat dengan mudah memahami arahan mereka. Alhasil, dalam waktu
seminggu bimbingan, naskah cerpen saya sudah layak untuk dipublish.
Setelah
seluruh naskah selesai dikurasi maka dikirim ke penerbit oleh Mbak Nana. Proses
penerbitan memerlukan waktu selama 1 bulan karena masih harus mengantre dalam
pengusulan ISBN.
Dalam
waktu 3 minggu, ternyata buku ber-ISBN dengan judul “Daring, Oh, Daring” itu
pun terbit. Bahagia rasanya, koleksi buku karyaku bersama penulis-penulis
Indonesia bertambah satu lagi.
Buku “Daring, Oh, Daring” Karyaku Bersama 38
Penulis Indonesia
Selain
memperoleh buku, saya dan kawan-kawan pun memperoleh sertifikat menulis dari
penerbit. Dan yang lebih membahagiakan hati saya adalah, tanpa diduga saya
memperoleh sertifikat penghargaan sebagai penulis terbaik II.
Sertifikat Sebagai Penulis Terbaik II
Sungguh
itu di luar dugaan saya. Sebab, saya hanya seorang penulis pemula, yang baru
merangkak di dunia menulis dan baru dua kali ikut menulis buku. Tentu bahagia
tak terkira memperoleh penghargaan yang luar biasa.
Melalui
prestasi itu, Mbak Nana sebagai PJ (panitia) menulis buku tersebut memberikan
sebuah hadiah berupa bantal cantik dan
sangat antik buat saya. Bantal itu merupakan bantal terindah yang pernah
saya miliki. Berbeda dengan bantal-bantal yang ada selama ini.
Bantal
itu berwarna biru laut kesukaan saya. Terbuat dari bahan woll lembut seperti
boneka. Dan yang paling antik adalah di bagian muka tercetak sertifikat
penghargaan sebagai PENULIS TERBAIK 2. Masya Allah, saya benar-benar gemas
melihatnya.
Bagi
saya, bantal itu sangat istimewa. Bukan karena warna dan bahannya yang indah
tetapi lebih dari itu. Bantal itu tidak sekadar bantal tetapi simbol dari usaha
saya dalam merangkai kata menjadi sebuah cerita yang indah dan menarik pembaca.
Selain itu, juga merupakan bukti suatu proses kreatif dalam menulis mewujudkan
sebuah karya yang bernilai seni dan sastra.
Terlepas
dari itu semua, inti dari kegiatan menulis yang saya lakukan adalah berbagi
sesuatu yang positif melalui tulisan. Sehingga rangkaian cerita dalam buku
tersebut dapat memotivasi dan menginspirasi para pembaca. Yakni melalui amanat
atau pesan yang terkandung dalam cerpen tersebut.
Demikian
tulisan yang dapat saya sampaikan pada tantangan ke-19 di blog YPTD. Semoga tetap
menginspirasi bagi para pembaca untuk tetap semangat berkarya meski di tengah
pandemi Covid-19. Terlebih para guru dan peserta didik. Jangan pernah menyerah
untuk kreatif dan inovatif di tengah pandemi ini. Pandemi jangan dijadikan
penghalang bagi kita untuk tetap berkarya.
Salam
Literasi,
Way
Kanan, Lampung, 19 Februari 2021
Daring, masalah atau tantangn?
BalasHapusSemoga daringnya lanxar..
Alhamdulillah Pak, tantangan yg luar biasa buat saya. Teimkah sudah berkenan mengapresiasi.
HapusSelalu ada yg luar biasa dari artikel2 yg di tulisnya. Lngkp sempurna dan mnginspirasi. Good job deh 👍🙏
BalasHapusAlhamdulillah, trimksh Pak Nana selalu mengapresiasi dan mensupport saya. Tetap semangat dan semoga sukses.
HapusKeren sekali, Bu Muji.
BalasHapusSelamat yaaa. Tantangan selanjutnya sudah menunggu
Alhamdulillah, trimksh Mbak Pipit atas apresiasi dan supportnya. Insya Allah siap Mbak.
Hapus