Selasa, 16 November 2021

MENJADI PEJUANG KEBENARAN DI TENGAH GEMPURAN HOAX

 


 Resume 6 GMLD: Mujiatun, S.Pd.

 




Jumat, 12 November 2021 pukul 16.00 WIB. Seperti biasa, saya nantikan waktu ini dengan penuh semangat. Karena hari ini merupakan pertemuan ke-6 kegiatan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD). Meskipun hanya melalui zoom meeting tetapi tak menyurutkan sedikit pun gairah saya untuk mengikuti paparan materi yang akan disampaikan oleh narasumber.

Terlebih narasumber kali ini adalah Ms. Phia dengan materi pembahasan tentang "Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks". Materi ini benar-benar semakin menyulut semangat saya untuk mengikuti kegiatan hingga usai. Karena, bagi saya pokok bahasan ini sangat menarik dan sangat bermanfaat untuk menangkal berita dan informasi hoaks yang kian marak saat ini.

Kita harus berupaya menangkal berbagai berita atau informasi hoaks yang setiap hari membanjiri media sosial. Baik di FB, IG, Twitter, WA, atau di berbagai platform digital lainnya. Karena faktanya, berita hoaks sangatlah berbahaya bagi siapa saja yang tidak memiliki perisai untuk menangkalnya.

Oleh sebab itulah, Ms. Phia pada pertemuan kali ini membahas tentang cara menggempur berita atau informasi hoaks di era digital ini. Beliau fokus pada sudut pandang tentang Hoaks dan Fake News yang makin marak di dunia digital.

Hoaks menurut penjelasan Ms Phia berdasarkan Wikipedia adalah tipuan yang kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada legenda dan desas desus urban. Maksudnya, berita atau tanyangan yang mengada-ada, dibuat seolah-olah benar-benar terjadi. Namun, sesungguhnya tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Beliau pun menjelaskan bahwa  Fake News adalah berita palsu yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca dengan sudut pandang tertentu (ARTA EKONOMI.CO.ID). Maksudnya, pembaca digiring untuk memiliki persepsi yang membenarkan suatu berita yang tidak benar. Akan tetapi, disampaikan melalui situs resmi sehingga mau tidak mau pembaca akan membenarkan berita tersebut.

Faktanya, sudah banyak orang yang pernah mengalami langsung kejadian-kejadian tersebut. Baik yang percaya dengan hoaks ataupun terlena dengan fake news. Akan tetapi, masih banyak pula yang akhirnya menyadari akan hal itu. Sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga, dan orang lain.

Ms. Phia mengangkat tema dengan mengusung kata “pejuang” kebenaran untuk era digital ini tentu dengan maksud dan tujuan. Karena tidaklah mudah bagi kita untuk menepis semua itu jika kita tidak punya sikap berpikir positif terhadap apa pun.  Sikap ini sangat sulit dibangun karena banyaknya gempuran media yang menyoroti hal yang salah menjadi benar. Hal ini setiap hari dapat kita temui di dunia maya dan di media digital.

Lebih lanjut Ms Phia menjelaskan bahwa berpikir positif itu banyak sekali dampak positifnya bagi kita. Pertama, dapat menyehatkan jiwadan raga. Karena hati kita diajak untuk selalu berpikir hal-hal yang baik. Sehingga apa yang ada dalam pikiran kita maka itulah yang akan terjadi. Jika yang kita pikirkan ha-hal baik maka akan timbul hal baik. Dan jika buruk yang kita pikirkan maka akan timbul pula hal-hal yang buruk.

Kedua, menimbulkan rasa bahagia. Berpikir positif selalu melahirkan sesuatu yang membahagiakan karena tidak ada tekanan dari mana pun. Sehingga kehidupan kita pun akan terarah dan lebih fokus kepada hal-hal yang positif pula.

Berikut Ms. Phia memberikan 3 tips khusus agar kita dapat selalu berpikir positif.

     1.      Menghadapi Sesuatu dengan Sabar dan Senyum

Sikap sabar dalam menghadapi segala sesuatu akan membuat hati kita tenang. Hati yang tenang akan tercermin pada wajah yang berseri-seri dengan senyuman. Aura kesabaran dan ketenangan kita pun akan berdampak positif bagi orang-orang di sekitar. Mereka akan merasa tenang dan nyaman berada di dekat kita.

     2.      Melatih Diri untuk Mereframing

Maksudnya, kita membingkai ulang semua peristiwa dan mendapati bahwa kita adalah orang yang beruntung. Karena kita bukan termasuk orang yang mudah terpancing dengan hal-hal yang berbau hoaks bahkan fake news.

3.      Membangun Ketahanan Diri

Berikutnya yang harus kita lakukan adalah berani memulai untuk menjalin hubungan baik dengan siapa pun. Semakin mempererat hubungan dengan keluarga. Karena keluarga adalah orang pertama yang akan membantu kita jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Harus mau meninggalkan hal-hal yang sudah usang menuju perubahan yang lebih baik.

 

Berdasarkan paparan materi dari Ms. Phia pada pertemuan kali ini dapat saya simpulkan bahwa kita harus selalu berpikir positif dalam segala hal. Sehingga kita dapat memanfaatkan media digital dengan bijak. Yakni memanfaatkannya untuk berbagi informasi yang positif dan bermanfaat bagi orang lain. Sehingga apa pun yang kita posting akan menimbulkan hal positif pula. Baik untuk keluarga kita maupun untuk orang lain.

 

Salam Literasi dari Way Kanan, Lampung!!!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LOKAKARYA ORIENTASI WAY KANAN BERJALAN LANCAR

  Minggu, 23 Oktober 2022 oleh  MUJIATUN S.Pd. CGP Angkatan 7 Kabupaten Way Kanan Tahun 2022 Kelas 10 B  Kegiatan Lokakarya Orientasi PG...