Resume 6 GMLD: Mujiatun, S.Pd.
Jumat, 12 November 2021 pukul 16.00 WIB.
Seperti biasa, saya nantikan waktu ini dengan penuh semangat. Karena hari ini
merupakan pertemuan ke-6 kegiatan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD).
Meskipun hanya melalui zoom meeting tetapi tak menyurutkan sedikit pun
gairah saya untuk mengikuti paparan materi yang akan disampaikan oleh
narasumber.
Terlebih narasumber kali ini adalah Ms.
Phia dengan materi pembahasan tentang "Menjadi Pejuang Kebenaran di
Tengah Gempuran Hoaks". Materi ini benar-benar semakin menyulut
semangat saya untuk mengikuti kegiatan hingga usai. Karena, bagi saya pokok
bahasan ini sangat menarik dan sangat bermanfaat untuk menangkal berita dan
informasi hoaks yang kian marak saat ini.
Kita harus berupaya menangkal berbagai
berita atau informasi hoaks yang setiap hari membanjiri media sosial. Baik di
FB, IG, Twitter, WA, atau di berbagai platform digital lainnya. Karena
faktanya, berita hoaks sangatlah berbahaya bagi siapa saja yang tidak memiliki
perisai untuk menangkalnya.
Oleh sebab itulah, Ms. Phia pada pertemuan
kali ini membahas tentang cara menggempur berita atau informasi hoaks di
era digital ini. Beliau fokus pada sudut pandang tentang Hoaks dan Fake News
yang makin marak di dunia digital.
Hoaks menurut penjelasan Ms Phia berdasarkan Wikipedia adalah tipuan
yang kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada legenda dan desas desus urban.
Maksudnya, berita atau tanyangan yang mengada-ada, dibuat seolah-olah benar-benar
terjadi. Namun, sesungguhnya tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Beliau pun menjelaskan bahwa Fake News adalah berita palsu yang
bertujuan untuk meyakinkan pembaca dengan sudut pandang tertentu (ARTA
EKONOMI.CO.ID). Maksudnya, pembaca digiring untuk memiliki persepsi yang
membenarkan suatu berita yang tidak benar. Akan tetapi, disampaikan melalui situs resmi
sehingga mau tidak mau pembaca akan membenarkan berita tersebut.
Faktanya, sudah banyak orang yang pernah
mengalami langsung kejadian-kejadian tersebut. Baik yang percaya dengan hoaks
ataupun terlena dengan fake news. Akan tetapi, masih banyak pula
yang akhirnya menyadari akan hal itu. Sehingga dapat terhindar dari hal-hal
yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga, dan orang lain.
Ms. Phia mengangkat tema dengan mengusung
kata “pejuang” kebenaran untuk era digital ini tentu dengan maksud dan
tujuan. Karena tidaklah mudah bagi kita untuk menepis semua itu jika kita tidak
punya sikap berpikir positif terhadap apa pun. Sikap ini sangat sulit dibangun karena
banyaknya gempuran media yang menyoroti hal yang salah menjadi benar. Hal ini
setiap hari dapat kita temui di dunia maya dan di media digital.
Lebih lanjut Ms Phia menjelaskan bahwa
berpikir positif itu banyak sekali dampak positifnya bagi kita. Pertama, dapat
menyehatkan jiwadan raga. Karena hati kita diajak untuk selalu berpikir hal-hal
yang baik. Sehingga apa yang ada dalam pikiran kita maka itulah yang akan
terjadi. Jika yang kita pikirkan ha-hal baik maka akan timbul hal baik. Dan jika
buruk yang kita pikirkan maka akan timbul pula hal-hal yang buruk.
Kedua, menimbulkan rasa bahagia. Berpikir
positif selalu melahirkan sesuatu yang membahagiakan karena tidak ada tekanan dari
mana pun. Sehingga kehidupan kita pun akan terarah dan lebih fokus kepada
hal-hal yang positif pula.
Berikut Ms. Phia memberikan 3 tips khusus
agar kita dapat selalu berpikir positif.
1.
Menghadapi
Sesuatu dengan Sabar dan Senyum
Sikap sabar dalam menghadapi
segala sesuatu akan membuat hati kita tenang. Hati yang tenang akan tercermin
pada wajah yang berseri-seri dengan senyuman. Aura kesabaran dan ketenangan
kita pun akan berdampak positif bagi orang-orang di sekitar. Mereka akan merasa
tenang dan nyaman berada di dekat kita.
2.
Melatih
Diri untuk Mereframing
Maksudnya,
kita membingkai ulang semua peristiwa dan mendapati bahwa kita adalah orang
yang beruntung. Karena kita bukan termasuk orang yang mudah terpancing dengan
hal-hal yang berbau hoaks bahkan fake news.
3. Membangun Ketahanan Diri
Berikutnya yang harus kita
lakukan adalah berani memulai untuk menjalin hubungan baik dengan siapa pun. Semakin
mempererat hubungan dengan keluarga. Karena keluarga adalah orang pertama yang
akan membantu kita jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Harus mau meninggalkan
hal-hal yang sudah usang menuju perubahan yang lebih baik.
Berdasarkan paparan materi dari
Ms. Phia pada pertemuan kali ini dapat saya simpulkan bahwa kita harus selalu
berpikir positif dalam segala hal. Sehingga kita dapat memanfaatkan media
digital dengan bijak. Yakni memanfaatkannya untuk berbagi informasi yang
positif dan bermanfaat bagi orang lain. Sehingga apa pun yang kita posting akan
menimbulkan hal positif pula. Baik untuk keluarga kita maupun untuk orang lain.
Salam Literasi dari Way Kanan,
Lampung!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar