Resume 5 GMLD: Mujiatun, S.Pd.
Rabu, 10
November 2021. Hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa
Indonesia. Yakni, diperingati sebagai HARI PAHLAWAN. Sehingga dari Sabang
hingga Papua masyarakat memperingatinya dengan mengibarkan Sang Merah Putih di
depan rumah masing-masing. Demikian halnya pada perkantoran di seluruh pelosok
Tanah Air. Selain itu, bangsa Indonesia pun mengheningkan cipta beberapa saat
untuk mengenang dan mendoakan para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
Secara
pribadi, tanggal 10 November pun sangat istimewa bagi saya. Karena pada tanggal
itu, tepatnya 49 tahun lalu merupakan hari kelahiran saya. Oleh sebab itu, saya
merasa bahagia dan sangat bersyukur kepada Allah masih diberi kesehatan di usia
yang hampir setengah abad ini. Sebagai ungkapan rasa syukur, saya ingin
memanfaatkan anugerah Allah yang tiada tara dengan selalu belajar dan berkarya.
Salah satunya yakni dengan mengikuti pelatihan di GMLD ini.
Melalui
pelatihan-pelatihan seperti inilah, pada hari ini buku solo ke-4 karya saya
terbit. Sama seperti ketiga buku solo yang lalu, buku ke-4 yang berjudul
“TEKNIS MENULIS BAGI PEMULA” pun diterbitkan secara gratis oleh Yayasan Pusaka
Thamrin Dahlan (YPTD), Jakarta. Buku pertama berjudul “SENANDUNG CITA” sebuah
antologi cerpen. Buku ke-2 bertitel “MENGUKIR PRESTASI DI TENGAH PANDEMI”
sebuah antologi kisah inspiratif. Buku ke-3 bertajuk “MAWAR MERAH UNTUK IBU”
sebuah antologi pantun.
Keempat buku
solo tersebut terbit lantaran mengikuti pelatihan yang diinisiasi oleh Bapak
Wijaya Kusumah, M.Pd. yang lebih akrab disapa Omjay. Bermula dari Pelatihan
Menulis bersama PGRI gelombang 17 itulah saya secara rutin mengasah
keterampilan menulis. Sehingga saya pun semakin percaya diri untuk
mengungkapkan segala pikiran dan perasaan dalam bentuk karya tulis. Wal hasil,
upaya saya pun kini tak sia-sia.
Dari
pengalaman itulah, saya semakin semangat mengasah keterampilan menulis melalui
pelatihan-pelatihan seperti GMLD ini. Terlebih hari ini, materi yang akan
disampaikan oleh Ibu Heni Mulyati, M.Pd. membuat saya penasaran. Yakni materi
tentang “STRATEGI MENANGKAL HOAKS”. Tentu saya tak mau melewatkan begitu saja
paparan materi yang sangat menarik ini.
Bu Heni mengawali
paparan materinya dengan membahas tentang informasi. Kita semua sangat
membutuhkan informasi tentang berbagai hal. Informasi yang kita peroleh membuat
kita mengetahui perkembangan dunia. Jangan sampai kita kurang update
karena kurang informasi tentang perkembangan zaman.
Oleh sebab
itu, kita haruslah berusaha untuk selalu memperoleh informasi terkini tentang
apa pun. Terlebih di era yang serba digital seperti saat ini, memperoleh
informasi bukanlah hal yang sulit. Cukup dengan satu kata kunci di pencarian google,
IG, FB, dan lain-lain. Maka akan muncul banyak berita, artikel, dan apa pun
sesuai dengan informasi yang kita cari.
Akan tetapi,
kita harus jeli dan selektif terhadap semua informasi yang kita peroleh. Karena
tidak seluruh informasi yang ada itu benar dan bisa dipercaya. Memang banyak
berita atau informasi yang benar tetapi banyak pula berita hoaks atau
informasi bohong. Oleh sebab itu, pada pertemua ke-5 ini Bu Heni akan
membahasnya dengan tuntas.
1. Pengertian Hoaks
Hoaks atau berita bohong adalah informasi
yang tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Menurut penjelasan Bu
Heni, di era digital ini, informasi hoaks bisa beredar di berbagai
sosial media. Terdapat 2.298 hoaks pada tahun 2020 yang ditemukan di
media sosial seperti FB, WA, dan Twitter. Data ini berdasarkan penelitian dari
Litbang Mofindo.
2.
Cara Mengenali
Berita Hoaks
Kita sering
bingung dengan banyaknya berita dan informasi yang kita baca. Apakah informasi
tersebut benar ataukah hoaks. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal
ciri-ciri berita hoaks. Menurut penjelasan Bu Heni, berita hoaks
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Sumber
informasi tidak jelas
b.
Biasanya
membangkitkan emosi
c.
Kelihatan
ilmiah tetapi salah
d.
Isinya menyembunyikan
fakta
e.
Minta
diviralkan
3. Cara Membentengi Diri dari Hoaks
Berita Hoaks
atau informasi yang tidak benar dapat menimbulkan terjadinya perpecahan dan
saling curiga di antara kawan atau rekan kerja. Karena informasi hoaks tersebut
sering membuat seseorang berpendapat pro
dan kontra. Sehingga seseorang terjebak dalam kebingungan akan kebenaran berita.
Hal ini mengakibatkan seseorang merasa tidak aman dan nyaman. Bahkan dapat
berujung kematian gara-gara informasi yang salah atau berita hoaks. Oleh
sebab itu, Bu Heni mengimbau agar kita membentengi diri dengan hal-hal berikut.
a.
Memiliki
kemampuan memeriksa fakta.
b. Bersikap skeptis
agar dapat membedakan antara berita yang benar dan yang hoaks. Sebab
tidak semua berita atau informasi yang viral itu benar adanya. Oleh sebab itu,
kita harus pandai memilah dan memilih informasi yang jelas kebenarannya.
c.
Harus peka
dengan beberapa situasi di media sosial seperti:
(1) Era Post Truth, yakni kebenaran fakta kurang diterima
dikarenakan emosi dan keyakinan pribada yang lebih mendominasi.
(2) Matinya kepakaran, yaitu informasi
dijadikan rujukan tanpa melihat kompetensi penulis.
(3)Filter Bubble dan echo chamber, hal ini yang
membuat kita berada di ruang digital dalam lingkaran yang sama.
Berdasarkan
paparan materi Bu Heni pada pertemuan ke-5 Guru Motivator Litersi Digital
(GMLD) ini saya semakin sadar akan bahayanya berita hoaks. Oleh
sebab itu, kita benar-benar harus waspada terhadap berita atau
informasi-informasi yang membanjiri media sosial setiap hari. Kita pun harus
cerdas dan bijak dalam menerima, menyikapi, dan memercayai berita atau pun
informasi. Sehingga kita tidak akan terjebak dalam kebingungan yang pada
akhirnya dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.
Salam Literasi dari Way Kanan, Lampung!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar