Kamis, 02 Desember 2021

BERBINCANG DENGAN HOAX, MEDIA SOSIAL, DAN DUNIA DIGITAL

 


Resume 13 GMLD: Mujiatun, S.Pd.

 


 

Sebagaimana pertemuan-pertemuan yang lalu, pertemuan kali ini masih tetap saya nanti. Dengan rasa rindu ingin jumpa sang idola walau hanya sebatas dunia maya. Sosok kepala sekolah yang masih sangat muda, kreatif, inovatif, dan sangat aktif di dunia literasi. Meskipun masih muda usia tetapi karya dan prestasinya sudah luar biasa. Betul-betul sosok yang mewakili seorang pendidik dan guru masa kini, yakni guru milenial di era digital.

Beliau adalah Ibu Aam Nurhasanah yang sering saya sapa dengan panggilan Teh Geulis. Selain cerdas, berbakat, dan berprestasi beliau pun sangat ramah dan hamble. Mau bergaul dengan siapa pun di grup. Mudah akrab dan selalu merespon kawan-kawan yang memerlukan bimbingan dalam menulis.

Saya mengenal Teh Aam setahun yang lalu, yaitu di grup Belajar Menulis PGRI Bersama Omjay gelombang 17. Kami belajar bersama dalam grup tersebut selama kurang lebih tiga bulan. Pada saat itu beliau sering bertindak sebagai moderator dalam kegiatan dan juga menjadi narasumber.

Alhamdulillah, pada pertemuan ke-13 Pelatihan Guru Motivator Litersi Digital (GMLD) ini beliau hadir sebagai narasumber. Saya sangat senang dan bertambah semangat untuk mengikuti paparan materi dari beliau. Terlebih, tema materi kali ini sangat menarik, yaitu “Berbincang dengan Hoax, Media Sosial, dan Dunia Digital”, yang beliau sampaikan pada hari Senin 29 November 2021.

Berdasarkan biodata pribadinya, Bu Aam Nurhasanah, S.Pd. Lahir di Cipanas pada tanggal 12 Agustus 1988. Pendidikan S1 di STKIP SETIA BUDHI Rangkasbitung, Prodi DIKSATRASIADA dan lulus tahun 2012. Saat ini, menjabat sebagai Kepala SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS.

Beliau merintis karir sebagai blogger, penulis pemula, melangkah menjadi moderator, narasumber, dan kurator. Saat ini sedang belajar menjadi editor dari naskah peserta kelas belajar menulis Omjay dan naskah guru lainnya. Dengan keuletan dan komitmen menulis setiap hari, beliau pernah meraih Juara 1 Lomba Blog PGRI dan Juara 10 besar HUT AISEI kategori artikel favorit. Sungguh, sebuah pencapaian luar biasa yang sangat memotivasi dan menginspirasi.

Bu Aam melontarkan pertanyaan kepada peserta sebelum memulai paparan materinya. Yakni pertanyaan tentang apakah itu hoaks. Peserta pun merespon dengan memberikan jawaban tentang pengertian hoaks berdasarkan pengetahuannya. Tentu beragam jawaban dari para peserta. Akan tetapi, rata-rata hampir sama, yakni sesuatu yang bersifat bohong atau belum tentu kebenarannya. 

Berdasarkan jawaban peserta tersebut beliau menyimpulkan bawah hoax adalah berita bohong yang belum jelas kebenarannya. Oleh sebab itu, kita jangan mudah percaya atau langsung share info tersebut tanpa memastikan sumber dan kebenarannya. Jika menerima berita hoax dari orang yang belum dikenal, sebaiknya kita melaporkannya ke kominfo. Sehingga berita hoaks tersebut tidak menyebar ke mana-mana.

Kita dapat mengenali informasi hoaks dari ciri-ciri berikut.

1.   Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan. Sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi.

2.    Pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah. Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal.

3.  Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya. Memberi penjulukan, meminta supaya diviralkan.

4.    Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya terlihat ilmiah dan dipercaya.

5. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan narasumbernya. Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal yang tidak jelas alamatnya.

6.  Manipulasi foto dan keterangannya. Foto-foto yang digunakan biasanya sudah lama dan berasal dari kejadian di tempat lain dan keterangannya juga dimanipulasi.

Bila menemui sesuatu yang bersifat hoaks di grup, sebaiknya kita menjelaskan bahwa itu hoaks.  Selain itu, kita sedapat mungkin untuk tidak meneruskan informasi hoaks tersebut ke orang lain atau pun ke grup lain.  Sehingga orang yang tidak tahu bahwa itu hoaks akan memahami dan akan terhindar dari hal-hal negatif akibat hoaks

Dengan pesatnya perkembangan dunia digital, makin marak pula berita hoax bertebaran di media sosial. Hal ini bisa disebabkan oleh pengguna media sosial lebih banyak berperan seabagai konsumen daripada konten kreator. Konten kreator pun saat ini masih lebih banyak membuat konten negatif daripada yang positif.

Oleh sebab itu, guru sebagai pendidik berperan penting dalam menyikapi kondisi tersebut. Mari kita mulai dari diri sendiri untuk membuat dan menciptakan konten-konten positif. Yakni, konten-konten yang bermanfaat bagi orang banyak. Baik konten yang berisi informasi penting ataupun hal-hal yang dapat memotivasi dan menginspirasi. Sehingga peserta didik kita akan terbiasa memposting atau pun mengunggah sesuatu yang positif pula.

Demikian resume yang dapat saya tulis dari paparan materi Bu Aam Nurhasanah, sosok yang sangat saya kagumi selama ini. Meskipun secara usia, beliau lebih muda 20 tahun dari saya tetapi gerak langkahnya benar-benar membuat saya terpesona. Semoga kita dapat mencontoh gerakan perubahan positif yang telah dilakukan oleh beliau. Aamiiin.

 

Salam Literasi dari Way Kanan, Lampung

 

 

2 komentar:

  1. Membaca resume bunda, sangat menyentuhhh... Sesuatu yang ditulis dengan hati, akan sampai ke hati. Semangat terus yah nda. Yakin bisa jadi penulis hebat di masa depan. Bismillah, pasti bisa!

    BalasHapus

LOKAKARYA ORIENTASI WAY KANAN BERJALAN LANCAR

  Minggu, 23 Oktober 2022 oleh  MUJIATUN S.Pd. CGP Angkatan 7 Kabupaten Way Kanan Tahun 2022 Kelas 10 B  Kegiatan Lokakarya Orientasi PG...