RESUME 16 GMLD: MUJIATUN, S.Pd.
Bismillah, menuntut ilmu sepanjang hayat dan menuntut
ilmu itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap insan. Oleh sebab itu, saya sampai
hari ini Senin, 6 Desember 2021 masih tetap mengikuti kegiatan Pelatihan Guru
Motivator Literasi Digital (GMLD) dengan semangat. Berharap memeroleh
keberkahan ilmu dari Allah untuk bekal berbagi manfaat kepada orang lain.
Sehingga saya dapat berbagi ilmu, motivasi, dan inspirasi melalui kegiatan
literasi ini.
Meskipun kegiatan ini sudah berada di
penghujung pertemuan tetapi saya tetap mengikutinya dengan fokus hingga usai.
Memang, sebagai persyaratan lulus pada kegiatan ini salah satunya adalah cukup
mengikuti hingga pertemuan ke-16 saja. Namun, bukan itu tujuan utama saya
mengikuti kegiatan ini. Lebih dari itu, yakni ingin memeroleh manfaat dan
keberkahan ilmu dari kegiatan ini.
Pertemuan ke-16 ini dihadiri oleh Bapak Dail
Ma’ruf sebagai narasumber. Beliau
hadir dengan mengusung materi berjudul “Bijak dalam Bermedia Sosial”. Tema
ini sungguh sangat menarik bagi saya. Sehingga membuat saya semakin bersemangat
dalam mengikuti paparan materinya. Apalagi materi ini disampaikan oleh
narasumber hebat yang sangat mumpuni di dunia literasi digital.
Sebelum memaparkan materi, Pak Dail
memperkenalkan diri terlebih dahulu melalui CV yang dibagikan kepada para
peserta di grup pelatihan. Melalui CV beliaulah, saya mengenal dan mengetahui lebih
lanjut tentang narasumber kali ini. Tak diragukan lagi, Pak Dail memang
narasumber yang luar biasa. Selain prestasinya di dunia pendidikan sudah
banyak, karyanya pun di dunia literasi tak terhitung lagi.
Namun demikian, Pak Dail tetap ramah dan
sangat hamble kepada siapa pun. Termasuk kepada saya dan seluruh peserta
pelatihan di GMLD ini. Kepribadian menawan beliau inilah yang membuat para
peserta merasa nyaman dan sangat respek kepadanya.
Pak Dail menjelaskan bahwa sebagian besar
orang saat ini ketergantungan dengan media soial. Media sosial sudah sangat
menguasai masyarakat. Baik anak kecil, remaja, bahkan orang dewasa. Mereka sudah
menjadikan media sosial sebagai kebutuhan penting dalam kehidupannya
sehari-hari. Bahkan, ada yang begitu bingung jika sehari saja tidak mengakses
media sosialnya. Mereka merasa jauh tertinggal dan tidak tahu perkembangan
dunia sekitarnya.
Oleh sebab itu, kita sebagai seorang guru harus
bijak menyikapi maraknya media sosial ini. Media sosial merupakan media yang
digunakan masyarakat untuk berkomunikasi kepada pihak lain, baik perseorangan
ataupun publik. Dahulu kita tidak mengenal media sosial. Alat komunilasi hanyalah
televisi dan radio. Kemudian mulai ada HP, aplikasi yang digunakan hanya
terbatas SMS dan telefon.
Kemudian SMS berkembang menjadi BBM
(BlackBerry Messenger) yang pada saat itu sangat digandrungi oleh masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, BBM tergantikan oleh munculnya android. Walau
awalnya aplikasi BBM tetap ada di android, tetapi akhirnya tergantikan dengan adanya
WhatsApp(WA).
Pada saat ini, WhatsApplah yang menjadi
primadona di dunia digital. Pada aplikasi WA hampir semua menu tersedia. Kita
bisa chat, telefon, pesan suara, kirim foto, video call, bahkan berbagi lokasi
biisa dilakukan. Kemudian sekarang muncul media serupa yakni telegram, Instagram, Twitter, dll dengan
kelebihan dan kekurangannya masing-amsing.
Berdasarkan pembahasan Pak Dail, ada
bebrapa hal penting yang harus kita cermati.
1. Pengertian
Kata Bijak. Kata bijak dapat diartikan selalu menggunakan
akal budinya. Bijak juga bermakna pandai bercakap-cakap, dan petah lidah.
Menurut ayah Pak Dail, H. M. Nur, bijak itu sama dengan adil. Maknanya
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Orang bijak artinya orang yang pandai
menempatkan sesuatu sesuai dengan peruntukannya. Jadi, bijak dalam bermedia
sosial maksudnya menempatkan media sosial sesuai dengan fungsinya.
WhatsApp (WA) tetap menjadi
pilhan utama masyarakat saat ini meskipun banyak media sosial yang lainnya.
Bahkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa secara daring banyak memanfaatkan
WhatsApp sebagai medianya.
3.
Manfaat
Media Soial. Media sosial
bagi kita sangat bermanfaat untuk menjalin silaturahmi, menambah relasi, bisnis, dan sebagai
wadah untuk menunjukkan karya. Dengan silaturahmi kita info, dapat ilmu atau
bahkan peluang bisnis.
Media sosial itu bagaikan sebilah pisau. Bisa digunakan untuk hal-hal baik, bisa juga disalahgunakan untuk kejahatan. Semua bergantung kepada penggunanya. Jika dimanfaatkan untuk hal-hal positif, maka berjuta kebaikan dapat kita raih. Contohnya di Grup GMLD ini, Wa bisa digunakan untuk memeroleh ilmu, dapat relasi baru, dan dapat skill yang langka ( menulis dan menerbitkan buku). Kita semakin konsisten dan terampil dalam menulis. Semakin banyak hal-hal positif yang kita tulis. Sehingga semakin banyak pula sesuatu yang bermanfaat dapat kita bagikan kepada orang lain melalui tulisan.
Oleh sebab itulah, Pak Dail menegaskan di akhir paparan materinya bahwa kita harus bijak dalam bermedia sosial. Artinya, kita harus bijak dan cerdas di dalam memanfaatkan media sosial hanya untuk hal-hal yang positif saja. Yakni, hanya untuk mengunggah dan membagikan informasi atau konten yang bermanfaat. Sehingga kita tidak akan menjadi pelaku atau pun korban dari oknum yang menyalahgunakan media sosial.
Demikian resume materi pada pertemuan ke-16
yang disampaikan oleh Pak Dail Ma’ruf dengan lugas dan jelas. Sehingga saya dan
para peserta pelatihan dapat memahami dengan mudah materi yang telah
disampaikan oleh beliau. Semoga kita semua bisa cerdas dan bijak dalam bermedia
sosial. Sehingga kita bisa menjadi contoh bagi anak-anak dan siswa untuk selalu
bijak dalam bermedia sosial. Aamiin.
Salam Literasi dari Way Kanan, Lampung
terima kasih sdh mengerjakan tuagsnya dengan baik
BalasHapusAlhamdulillah. Terima kasih Omjay sudah berkenan mengapresiasi.
HapusSelalu senang jika membaca tulisan bunda satu ini ... semangat n sukses selalu
BalasHapusAlhamdulillah. Terima kasih Bunda Indah sudah berkenan mengapresiasi tulisan saya. Aamiin ya Allah.
HapusMantap bu
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih atas apresiasi nya Bunda Aini.
Hapus